LINTASJATIM.com — Kegiatan penanaman 1000 bibit buah dalam program “Merawat Jagad” yang digagas oleh LPNU bersama LAZISNU, LPBINU, ISNU, BKNU, IPNU, dan IPPNU se-Zona Fajar telah resmi dilaksanakan pada Selasa, 29 April 2025 di Desa Wringin Anom, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo.
Program ini menjadi simbol nyata dari semangat NU Peduli Lingkungan, bertujuan membentuk kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga alam sekaligus mengembangkan potensi ekonomi masyarakat berbasis lingkungan berkelanjutan.
Ketua LPNU Situbondo, Bapak M. Jahrowi, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya seremoni, tetapi langkah konkret menuju masa depan yang berdampak.
“Acara ini tidak hanya seremoni, tapi juga memiliki dampak lanjut. Ini bisa menjadi investasi masa depan karena manfaatnya akan dirasakan oleh semua masyarakat,” ujarnya.
Lebih dari itu, penanaman pohon buah ini merupakan bagian dari investasi lingkungan dan ekonomi.
“Tujuan dari hasil penanaman ini bisa kami nikmati bersama. Ini juga bagian dari upaya menciptakan ekonomi mandiri,” lanjut Jahrowi.
Bibit-bibit buah seperti alpukat, nangka, dan sirsat telah ditanam secara serentak. Tanggung jawab perawatan selanjutnya berada di tangan kader IPNU dan IPPNU se-Zona Fajar.
“Ini adalah investasi yang jelas, dan nantinya akan ada proses distribusi. Untuk perawatannya, seluruh IPNU IPPNU se-Zona Fajar akan terlibat,” tambahnya.
Ketua PAC IPNU Asembagus, Harizah Fatahillah, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi ruang strategis dalam pembinaan kader yang memiliki dampak jangka panjang.
“Tujuannya untuk merawat bumi dari polusi dan sebagai investasi masa depan bagi PAC di setiap kecamatan. Kami ingin menanamkan mindset investasi jangka panjang dari proses menanam dan merawat bibit. Secara tidak langsung ini memberikan edukasi bahwa jika ingin menuai hasil, maka harus ditanam dan dirawat sejak dini,” ungkapnya.
Mengenai amanah pengelolaan bibit, Harizah mengakui bahwa seluruh tingkatan kepengurusan menunjukkan semangat dan komitmen tinggi.
“Alhamdulillah, tiap tingkat kepengurusan sangat antusias. Mereka berkomitmen untuk menanam dan merawat bibit ini dalam jangka panjang. Hasil ke depannya tergantung dari seberapa besar usaha tiap tingkatan kepengurusan. Kami juga bersinergi dengan pihak eksternal, karena tujuan akhirnya adalah pengembangan organisasi — yang tentu dimulai dari hari ini,” tegasnya.
Melalui kolaborasi antar-banom NU dan semangat merawat bumi, program “Merawat Jagad” menjadi momentum penting dalam membangun generasi NU yang peduli lingkungan, berdaya, dan mandiri.