Lintasjatim.com, Ponorogo – Ada yang menarik dengan kegiatan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) Ponorogo ini saat mengkampanyekan gerakan reboisasi. Di tengah gencarnya gerakan menanam tananam produktif, para relawan lembaga di bawah naungan PCNU Ponorogo ini justru menggagas penanaman pohon beringin di lingkungan sekitar sumber mata air. Kali ini area Perhutani yang mengitar desa Bulak dan Pandak Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo menjadi pilihan sebagai lolasi percontohan.
Perlu Anda ketahui, warga Desa Bulak dan Pandak mendapatkan kebutuhan air langsung dengan mengambil dari sumber mata air Kedung Lesung. Hampir semua rumah tangga tidak membuat sumur karena menggantungkan diri pada suplai air langsung dari sumber mata air tersebut. Namun, musim kemarau sepanjang tahun 2019 yang lalu mengakibatkan debit air Kedung Lesung berkurang.
Penyebab berkurangnya debit air ini ditengarai karena tanaman hasil reboisasi di area hutan Perhutani kurang mampu mengikat air secara maksimal. Warga setempat menjadi resah jika saja sumber mata air Kedung Lesung tidak lagi dapat diharapkan.
Begitu mendengar banyak keluhan warga, LPBI NU Ponorogo berusaha mencari jalan keluar untuk menemukan jenis tanaman yang mampu mengikat air secara maksimal.
“Dari hasil uji coba, meskipun bukan hal yang sama sekali baru, kami menemukan kemampuan pohon beringin dapat mengikat air hujan secara maksimal.” ungkap Sofyan, Koordinator lapangan.
LPBI NU Ponorogo segera memulai kegiatan pembibitan pohon beringin secara massal sejak memasuki musim penghujan Nopember tahun lalu. Sebagai tindak lanjut, pada Minggu (2/2) LPBI NU Ponorogo bekerjasama dengan Pemerintah Desa Bulak dan Pandak menggandeng berbagai pihak untuk mengadakan penghijauan di wilayah lahan milik Perhutani yang berada di sekitar sumber mata air Kedung Kesung. Kegiatan tersebut bertajug “Green Saves Your Live: Mari Ciptakan Mata Air, Bukan Air Mata”
“Kali ini kami membuat gebrakan keren untuk menjaga mata air dari kekeringan. Gebrakan ini bukan hal baru, namun di musim penghujan ini kami tampil sebagai pelopornya.” Ujar Novi Trihartanto Ketua LPBI NU Ponorogo.
Tidak kurang dari 500 orang relawan dari berbagai unsur lembaga dan badan otonom NU seperti Muslimat NU, GP Ansor-Banser, Fatayat NU, LP Ma’arif, IPNU, IPPNU ambil bagian dalam kegiatan tersebut. Tidak hanya itu, tercatat ada 30 unsur dari ormas, sekolah dan komunitas pecinta alam juga terlibat aktif dalam penghijauan ini. Untuk sementara pihak LPBI NU baru mampu menanam 1000 bibit pohon beringin, selebihnya 1500 bibit pohon sengon dan 500 bibit aneka pohon buah-buahan.
Kegiatan tersebut dihadiri sejumlah anggota DRPD, perwakilan BPBD dan PCNU yang secara bergiliran menyampaikan sambutannya. Di akhir kegiatan diadakan sarasehan, di antara hasilnya membentuk tim perawatan pohon bersama masyarakat desa Pandak dan Bulak atas koordinasi dengan pihak Perhutani. Selain itu, gerakan edukasi dan advokasi akan terus digalakkan dengan cara menggandeng jaringan NGO, di antaranya Komunitas Mata Air Indonesia (MAI).
“Kami tidak akan pernah berhenti belajar dan berjuang. MAI menjadi mitra strategis LPBI NU untuk menggalakkan edukasi dan advokasi perlindungan mata air,” pungkas Novi Trihartanto.