Desa wisata saat ini menjadi primadona unggulan dalam peningkatan pembangunan perekonomian di Indonesia, sebagai modal pendidikan untuk memperkuat budaya dan sosial masyarakat.
Desa wisata harus dapat menjaga keberlangsungan usahanya dengan cara inovasi dan pengembangan sehingga masyarakat bisa tertarik untuk berkunjung.
Pengembangan usaha yang dilaksanakan desa wisata tidak hanya dilakukan oleh masyarakat desa tersebut melainkan bisa dengan cara kerjasama atau bermitra dengan pihak lainnya.
Pihak-pihak luar desa yang dapat diajak berkolaborasi, seperti: pemerintah, swasta, universitas dan lain-lain.
Namun kita tidak bisa memungkiri mengembangkan desa berdasarkan potensi masing-masing, tidak semua desa bisa menjadi desa wisata, terlebih lagi tidak semua desa bisa menjadi sentral UMKM.
Komitmen menciptakan desa wisata harus selalu ada, karena banyak desa wisata yang tidak berjalan (mangkrak) karena masalah manajeman dan kolaborasi antar Desa, BUMDES dan Desa wisata tidak berjalan.
Ketergantungan terhadap Dana desa guna menciptakan desa wisata tanpa melihat secara detail potensi desa bisa menjadikan penghambat bahkan mangkraknya desa wisata, ditambah lagi manajeman (sumber daya Manusia) yang rendah menyebabkan kurangnya inovasi dan manajeman keuangan yang akuntabel.
Oleh sebab itu fungsi dari pihak ketiga khususnya universitas menjadi hal yang sangat di perlukan dalam pengembangan desa wisata.
Kolaborasi Universitas dengan pemerintah desa dalam peningkatan ekonomi dan konsistensi desa wisata dapat dilakukan dengan cara memberikan solusi mulai dari hulu hingga ke hilir, mulai dari: (1) perencanaan wilayah desa berdasarkan potensi desa (2) membuat data primer tentang desa dan potensi (3) membantu membuat regulasi dan aturan desa wisata (4) memberikan edukasi kepada masyarakat manfaat desa wisata (5) membantu menkolaborasikan dengan pihak ketiga (investor).
Membuat desa wisata merupakan seni tersendiri karena banyak permasalahan terjadi bukan karena desa wisata itu belum berdiri tetapi malah sebaliknya, desa wisata terbentuk tapi beberapa tahun kedepan tidak berjalan karena manajeman dan juga ketergantungan terhadap dana desa.
Terjadi homogenitas wisata desa bisa disebabkan karena kurangnya inovasi dalam mengembangkan desa wisata.