LINTASJATIM.com, Blitar – Seorang balita di Dusun Bendelonje Desa Kendalrejo Kecamatan Talun Kabupaten Blitar tewas usai tercebur sumur. Peristiwa itu terjadi pada Minggu (5/9/2021) sekitar pukul 15. 30 WIB.
Korban diketahui bernama ADR (1) yang saat kejadian bermain bersama kakaknya N (8), sementara sang ibu saat itu sedang sibuk memasak.
Kapolsek Talun, AKP Imam Subechi mengatakan mereka berdua bermain di belakang rumah yang lokasinya di sekitar sumur yang hanya dibatasi tembok melingkar setinggi 45 cm.
“Tiba-tiba kakaknya teriak memangil ayahnya dan bilang kalau adiknya mendekati sumur lalu kecebur,” ujar Imam.
Mendengar anaknya berteriak, imbuhnya, sang ayah berlari mendekati sumur. Dia juga berteriak meminta tolong dua tetangganya terdekat untuk masuk ke dalam sumur menggunakan tangga dan tali untuk mengangkat korban.
“Proses evakuasi ini tak makan waktu lama. Namun sampai di atas, ternyata nyawa korban tak bisa diselamatkan,” paparnya.
Keluarga korban tidak menghendaki jasad balita tersebut diautopsi, kemudian membuat surat pernyataan bermaterei.
“Dari pemeriksaan bidan desa, tidak ditemukan bekas-bekas kekerasan atau penganiayaan. Keluarga korban juga tidak menghendaki korban diautopsi,” tandasnya.
Untuk diketahui, sekitar satu tahun yang lalu tepatnya 22 Juni 2020, kelahiran bocah ADR sangat viral. Karena ibunya melahirkan di jalan dan proses persalinannya dibantu Kades Pasirharjo.
Kades itu bernama Chusana Churori, yang sore itu baru pulang dari kantor. Belum sempat melepas seragam yang dipakai, Chusana mendengar wanita berteriak dari luar rumah. Chusana lalu lari keluar rumah dan melihat seorang wanita hamil duduk dengan tanda-tanda mau melahirkan.
Tanpa pikir panjang, dia lepas kemeja seragamnya dan membantu ibu melahirkan di trotoar. Sementara sang istri yang ikut melihat, bergegas mendekat sambil membawa kain dan jarit untuk menutupi pemandangan para pemakai jalan.
“Iya benar. Itu anak yang ketika ibunya melahirkan di trotoar saya yang menolong. Nama tengah si bocah ‘Kusana’ diambil dari nama saya. Ketika umurnya berakhir, proses kematiannya meninggalkan cerita tragis pula,” pungkas Chusana.