LINTASJATIM.com, Lamongan – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sekaligus Kepala BKKBN, Dr. Wihaji, melakukan blusukan ke rumah keluarga berisiko stunting (KRS) di Desa Rancang Kencono, Kamis (4/12/2025).
Dikutip dari detikJatim.com, kunjungan ini menjadi penegasan bahwa upaya percepatan penurunan stunting harus dilakukan melalui kerja lapangan, bukan sekadar rapat dan diskusi.
Didampingi Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, Wihaji memeriksa langsung kondisi rumah dan kebutuhan keluarga Hariyati (30), seorang ibu hamil delapan bulan yang masuk kategori KRS karena keterbatasan ekonomi dan kondisi tempat tinggal yang tidak layak.
“Perintah Bapak Presiden jelas: jangan banyak diskusi, jangan banyak seminar. Kerja, cek lapangan, bantu apa yang bisa dibantu. Menyelamatkan satu orang sama dengan menyelamatkan satu generasi,” tegas Wihaji.
Selama kunjungan, Wihaji mendatangi dapur, mengecek sumber air, hingga melihat kondisi keseluruhan rumah. Ia menyebut situasi keluarga Hariyati memang membutuhkan bantuan segera.
“Saya cek dapurnya, cek air, cek kondisi rumah. Memang layak untuk dibantu,” ujarnya.
Bantuan pun langsung diberikan di tempat. Mulai dari rencana pembangunan rumah agar lebih layak huni, paket sembako, bantuan tunai untuk kebutuhan harian dan modal usaha, hingga sepeda motor baru menggantikan kendaraan keluarga yang sebelumnya hilang.
“Insyaallah rumahnya kita bangunkan. Untuk ekonomi, kita kasih modal tipis-tipis, katanya ingin ternak ayam. Dan karena motornya pernah hilang, Insyaallah akan kita ganti,” jelasnya.
Menurut Wihaji, intervensi langsung semacam ini penting untuk memastikan anak yang sedang dikandung Hariyati dapat lahir sehat dan terhindar dari risiko stunting.
“Harapannya yang kita selamatkan adalah anak yang nanti lahir, supaya tidak stunting,” ujarnya.
Sementara itu, Hariyati mengungkapkan rasa haru atas kedatangan dan kepedulian pemerintah pusat.
“Alhamdulillah, senang. Nggak nyangka dikunjungi langsung dan dapat bantuan. Pak Menteri masuk ke dalam rumah, lihat kondisinya,” tuturnya.
Hariyati kini hamil anak keempat. Perekonomian keluarga bergantung pada sang suami yang bekerja di warung pecel lele di Kalimantan, sementara rumah sederhana yang ia tempati dihuni sembilan orang bersama orang tua dan saudara-saudaranya.
Kunjungan ini menegaskan komitmen pemerintah dalam mempercepat penurunan angka stunting nasional yang saat ini berada di 19,8 persen, dengan pendekatan menyentuh langsung keluarga yang paling rentan.






