LINTASJATIM.com – Di era digital saat ini, Gen Z menghadapi tantangan besar dalam menentukan arah hidup mereka. Dengan dominasi media sosial, terutama TikTok, banyak anak muda yang menjadikan tren dari influencer sebagai acuan dalam kehidupan sehari-hari.
Mulai dari gaya berpakaian, gaya hidup, hingga keputusan finansial, semuanya sering kali mengikuti apa yang sedang FYP (For You Page) di TikTok.
Namun, fenomena ini memunculkan kekhawatiran. Ketergantungan pada tren sosial dan social commerce dari influencer dapat membuat Gen Z kehilangan identitas asli mereka. Banyak yang lebih mementingkan validasi dari media sosial daripada membangun kepribadian dan prinsip hidup yang kuat.
Pakar psikologi sosial menekankan bahwa hidup tidak seharusnya bergantung pada tren digital. Menjadikan influencer sebagai motivasi tanpa menyaring informasi dengan bijak bisa berdampak negatif, seperti tekanan sosial, konsumsi impulsif, dan hilangnya kemampuan berpikir kritis.
Sosiolog juga menyoroti bahwa fenomena ini berisiko menjadikan Gen Z lebih materialistis dan kurang fokus pada pengembangan diri yang sejati.
“Kita perlu mengedukasi anak muda bahwa tren media sosial bersifat sementara. Kehidupan nyata membutuhkan nilai-nilai yang lebih dalam, seperti kerja keras, kejujuran, dan kemandirian, bukan hanya mengikuti apa yang viral,” ujar salah satu pakar.
Tantangan terbesar bagi Gen Z saat ini adalah menemukan keseimbangan antara memanfaatkan media sosial untuk inspirasi tanpa terjebak dalam arus tren yang tak selalu membawa manfaat positif.
Membangun kesadaran diri, memilah informasi, serta fokus pada tujuan hidup jangka panjang akan menjadi kunci bagi mereka untuk berkembang di era digital yang terus berubah.