Mahasiswa KKN-K 02 UTM Ciptakan Terobosan Hijau: Limbah Organik Diolah Jadi Pupuk POC

Proses pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) menggunakan bahan limbah organik bersama warga Dusun Pakel, Magetan
Proses pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) menggunakan bahan limbah organik bersama warga Dusun Pakel, Magetan

LINTASJATIM.com, Magetan – Harga pupuk kimia yang terus meroket mendorong Tim Kuliah Kerja Nyata Kolaboratif (KKN-K) Unit 02 Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menciptakan inovasi berbasis pengolahan limbah organik.

Inovasi ini menghasilkan Pupuk Organik Cair (POC) dan maggot, yang berpotensi menjadi solusi ramah lingkungan sekaligus hemat biaya bagi para petani.

Bacaan Lainnya

Program sosialisasi dan demonstrasi teknologi tersebut sukses dilaksanakan di Dusun Pakel, Desa Dadi, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan pada Sabtu (11/1/2025) malam.

Hampir 60 liter POC telah diproduksi menggunakan bahan-bahan organik seperti limbah sayuran, daun lamtoro, daun kelor, serta bawang putih.

Ahmad Zamroni, Koordinator Desa Tim KKN-K Unit 02 UTM mengungkapkan bahwa, POC ini memiliki sejumlah keunggulan dibanding pupuk kimia.

“Pupuk cair organik dari limbah sayuran, daun lamtoro, daun kelor, dan bawang putih mampu meningkatkan kesuburan tanah secara alami tanpa merusak ekosistem. Selain ramah lingkungan, POC ini juga dapat menjadi solusi ekonomis bagi petani. Bahkan, maggot hasil fermentasi limbah dapat digunakan sebagai pakan alternatif untuk ternak,” jelasnya.

Antusiasme warga Dusun Pakel terlihat tinggi selama acara demonstrasi berlangsung. Para petani mengaku tertarik mencoba POC untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. Ramino, Ketua RT Dusun Pakel, menyambut baik inovasi ini.

“Warga di sini selalu mencari solusi untuk meningkatkan hasil panen dengan biaya yang terjangkau. POC dari limbah ini sangat bermanfaat karena bahan-bahannya mudah dijangkau. Terima kasih kepada mahasiswa KKN dari Trunojoyo yang telah berbagi ilmu baru kepada kami,” tuturnya.

Selain ramah lingkungan, penerapan POC dan maggot memberikan manfaat ekonomi signifikan. Dengan memanfaatkan bahan baku lokal seperti daun-daunan dan limbah sayuran, biaya produksi pupuk dapat ditekan.

Sementara itu, maggot yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai pakan alami untuk ikan atau unggas warga sekitar.

Sebagai bentuk keberlanjutan program, mahasiswa KKN-K 02 UTM juga berkomitmen membangun fasilitas penampungan POC di Dusun Pakel. Langkah ini diharapkan dapat membantu warga mengolah sampah organik menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.

Dengan adanya inovasi ini, mahasiswa KKN-K 02 UTM berharap petani dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pupuk, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

“Kami ingin mengajak warga untuk memanfaatkan sampah dapur menjadi produk bernilai guna, seperti POC dan maggot, sehingga tercipta pertanian yang lebih berkelanjutan,” pungkas Ahmad Zamroni.

Pos terkait