NU Jatim Hadirkan Mobil Mushala Darurat untuk Korban Gempa Malang

LINTASJATIM.com, Malang – Korban gempa Malang yang berada di Dusun Krajan, Desa Majangtengah Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang akhirnya bisa melaksanakan salat tarawih berjamaah dengan tenang.

Hal itu setelah Bank Syariah Indonesia (BSI) Region IX/Surabaya menghadirkan musala portable atau Mobil Musholla pada Selasa (20/4/21).

Bacaan Lainnya

Mobil Mushala ini dihadirkan ke lokasi terjadinya gempa bumi berkat kerja sama BSI dengan NU Care-Lazisnu dan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama Jawa Timur. Mobil Mushala merupakan truk yang dimodifikasi hingga bisa dibuka di semua sisi.

Pada bagian dalam mobil, dilengkapi dengan karpet hingga lampu penerangan dimana imam dan para makmum bisa melaksanakan salat secara berjamaah dengan kapasitas sekitar 27 orang.

Manajer Program NU Care-Lazisnu Jawa Timur, Taufikur Rozikin, Mobil Mushala ini diberangkatkan pada Selasa siang dari Kantor BSI di Komplek Ruko Juanda Bussiness Centre Sidoarjo.

“Sejak awal tim para relawan NU selalu mendampingi para korban dengan berbagai macam bantuan. Alhamdulillah hari ini kami bisa bekerjasama dengan BSI untuk menghadirkan Mobil Mushala yang memang sangat dibutuhkan oleh para korban untuk beribadah karena banyak masjid dan musala yang rusak,” kata Taufik saat menyerahkan mobil mushala kepada warga setempat.

Mobil Mushala, lanjut Taufik, sengaja diletakkan tepat berdampingan dengan musala warga RT 8 RW 01 yang rusak akibat gempa. Selain karena memudahkan warga, instalasi listrik dan air dari mushala sangat dibutuhkan untuk operasional mushala berjalan ini.

“Rencananya mobil ini akan beroperasi di lokasi selama dua pekan ke depan. Semoga bisa membantu kegiatan ibadah para korban selama bulan suci Ramadhan, sehingga bisa lebih tenang dan sedikit meringankan duka,” jelasnya.

Setelah instalasi mobil musala ini selesai, warga langsung memanfaatkannya untuk melaksanakan salat Ashar berjamaah. Kemudian pada malam harinya sekitar 50 warga melaksanakan salat Isya dan Tarawih berjamaah di fasilitas tersebut.

“Kapasitas mobil ini hanya untuk sekitar 27 orang. Kalau jumlah jamaahnya lebih banyak, sebagian menggelar tikar di luar seperti pelaksanaan tarawih pada Selasa malam,” tambah Taufik.

Ke depan, tegas Taufik, tim NU Peduli akan terus menerjunkan para relawan untuk membantu para korban melalui posko NU Peduli yang sudah aktif sejak hari pertama terjadinya gempa.

Ia juga mengajak kepada masyarakat agar turut serta mendukung aksi-aksi kemanusiaan NU karena kondisi para korban memang masih sangat membutuhkan bantuan.

Pos terkait