“Kalau kita mencermati, saya juga disurati Ibu Wali Kota, permohonan bantuan swab PCR tanggal 22 Mei 2020 ke kami. Padahal mobil unit PCR ini datangnya pada 27 Mei. Jadi surat wali kota pun saat ini belum kita jawab karena mobil ini langsung beroperasi,” ujarnya.
“Jadi kenapa kita harus menjelaskan, karena ada pemberitaan kurang jelas,” tambahnya.
Kalaksa BPBD Jatim ini juga menjelaskan tentang kegunaan bantuan mobil PCR.
“Saya sampaikan ini kejelasan bagaimana kronologi bantuan dari BNPB yang mobil PCR untuk Provinsi Jawa Timur. Mobil lab ini tidak hanya untuk Surabaya tapi spesifikasinya menyebut kota lain seperti Sidoarjo, Lumajang,” jelasnya.
Suban juga menjelaskan kenapa mobil lab PCR itu dibawa ke Kabupaten Tulungagung.
“Kenapa harus di Tulungagung, karena di sana memerlukan bantuan. Karena terkendala kapasitas swab yang di sana harus perlu dilayani. Karena di Tulungagung PDP-nya tertinggi nomor dua di Jawa Timur,” jelasnya.
Berdasarkan jumlah PDP dengan jumlah 588 pasien dimana terdapat 172 pasien yang meninggal dalam status PDP sebelum sempat diswab.
“Itulah kronologis kenapa ada kita juga menyampaikan kronologis penerimaan bantuan mobil PCR. Oleh karena itu mobil lab ini berkeliling ke daerah-daerah yang membutuhkan,” jelasnya.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan koordinasi secara teknik dengan Gugus Tugas Pusat dan BNPB adalah Suban sebagai koordinator rumpun logistik Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur.
“Dan beliau adalah Kalaksa BPBD Provinsi Jawa Timur. Tetapi dalam mengkoordinasikan mobilitas mobile PCR tes adalah Pak Dokter Joni. Monggo Pak Dokter Joni,” katanya.
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jatim, dr Joni Wahyuadi menerangkan mobil PCR tersebut digunakan untuk mempercepat tes PCR.
“Kita tahu tes PCR diperlukan di rumah sakit-rumah sakit maupun di Dinas Kesehatan. Karena dengan PCR yang cepat maka bisa melakukan isolasi dengan tepat. Bisa mengidentifikasi mana yang sakit mana yang carrier dengan tepat,” jelasnya.
dr Joni yang juga Direktur Rumah Sakit Umum dr Soetomo ini menambahkan, banyak sekali yang minta segera dan data-datanya juga ada.
“Tadi sudah disebutkan hari pertama kita kirimkan ke Rumah Sakit Airlangga, karena memang PCR itu ditujukan untuk mensubtitusi sementara Universitas Airlangga ITD yang PCR-nya ada masalah. Jadi memang itu kita kirimkan ke RS Unair untuk melanjutkan PCR di sana,” terangnya.
Source: jatimnow.com, Lihat Artikel Asli