LINTASJATIM.com, Surabaya – Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto disebut oleh survei Litbang Kompas sebagai capres yang paling banyak dipilih oleh generasi Z. Terkati hal itu, Partai Gerindra Jawa Timur angkat bicara.
Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Jatim, Muhammad Fawait mengaku bersyukur terkait hal itu.
“Alhamdulillah saya pikir hasil beberapa lembaga survei jadi sebuah penyemangat kader Gerindra dimanapun berada. Termasuk, bagi kami yang ada di Jawa Timur,” kata politikus muda yang akrab disapa Gus Fawait itu, Rabu (24/5/2023).
Meski demikian, Fawait mengaku tidak akan terlena. Baginya, hasil survei itu justru akan memacu semangat kader untuk bekerja lebih giat lagi, termasuk di Jawa Timur. Karen target kami dua, Gerindra menang pemilu, Prabowo Presiden RI.
“Tentu kami tidak akan berpuas diri dari hampir semua lembaga survei yang menempatkan Pak Prabowo sebagai capres dengan elektabilitas tertinggi, termasuk dari survei Litbang Kompas yang mensurvei gen Z,” ujar Gus Fawait.
Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif Jatim 2020 versi Forkom Jurnalis Nahdliyin ini melanjutkan, ada kecenderungan anak muda saat ini memilih pemimpin bukan hanya karena usia.
“Gen Z hari ini kan trendnya mereka suka pemimpin yang kuat, berwibawa, yang punya pengalaman, serta track recordnya bukan cuma level daerah, atau nasional, bahkan level internasional,” jelas pria yang juga Bendahara DPD Partai Gerindra Jatim itu.
Selain itu, menurutnya, Prabowo juga merupakan salah satu capres yang sudah paling klop dengan Presiden Jokowi. Dimana generasi Z juga banyak yang mengidolakan Jokowi.
“Bahkan hampir mayoritas penduduk Indonesia juga puas dengan kinerja Pak Jokowi,” jelas Presiden Laskar Sholawat Nusantara tersebut.
Sehingga, Fawait berpendapat, Prabowo dianggap sebagai sosok yang bisa melanjutkan perjuangan pembangunan Pak Jokowi.
Baik itu masalah infrastruktur, maupun rencana pemindahan ibukota, atau terkait pembangunan sumber daya manusia kedepannya.
“Karena 10 tahun memang tidak cukup untuk menuntaskan semua program tersebut. Makanya dibutuhkan sosok penerusnya,” urai Bendahara PW GP Ansor Jatim tersebut.
Gus Fawait melanjutkan, sehingga, hal itu yang menyebabkan elektabilitas Pak Prabowo tertinggi, karena dipercaya masyarakat sebagai sosok yang bisa melanjutkan itu semua.
“Beliau tentara, dimana ketegasannya sudah banyak yang mengakui, kemampuannya juga. Apalagi Presiden Jokowi akhir-akhir ini sudah menunjukkan tanda kepada Pak Prabowo untuk bisa melanjutkan program-program yang baik untuk bangsa ini,” tandas Fawait.
Untuk diketahui, hasil survei Litbang Kompas pada 29 April-10 Mei 2023 menunjukkan, Prabowo Subianto merupakan sosok yang paling banyak dipilih oleh generasi Z atau warga berusia 17-26 tahun sebagai calon presiden (capres).
Berdasarkan hasil survei, 32,7 persen generasi Z memilih Prabowo sebagai capres bila pemilihan presiden berlangsung pada masa jajak pendapat.
Di kalangan generasi Z, elektabilitas ketua umum Partai Gerindra itu diikuti oleh Ganjar Pranowo 24,5 persen; Anies Baswedan 10 persen; Ridwan Kamil 8,5 persen; Sandiaga Uno 2,4 persen; dan Agus Harimurti Yudhoyono 0,6 persen.
Kemudian, sebanyak 6,1 persen responden dari generasi Z memilih tokoh lain sebagai calon presiden. Sedangkan 15,2 persen responden menjawab tidak tahu.
Selain generasi Z, elektabilitas Prabowo juga berada di posisi teratas pada generasi Y atau warga berusia 27-41 tahun.
Di kalangan generasi Y, Prabowo memiliki elektabilitas sebesar 23,9 persen, terpaut tipis dengan Ganjar Pranowo 23,1 persen.
Sementara itu, di kalangan generasi X (42-55 tahun) dan baby boomers (56-74 tahun), elektabilitas Prabowo terpaut tipis dibandingkan Ganjar.
Di kalangan generasi X, Prabowo memiliki elektabilitas 20,5 persen. Sedangkan Ganjar 22,5 persen.
Begitu pula di kalangan baby boomers, Prabowo memperoleh keterpilihan 16,3 persen. Sedangkan Ganjar 18,4 persen.
Secara rata-rata dari semua kalangan usia, elektabilitas Prabowo berada di angka 24,5 persen. Dengan kata lain, terpaut tipis dari Ganjar yang memiliki keterpilihan 22,8 persen.
Survei Litbang Kompas ini dilakukan secara tatap muka pada 29 April-10 Mei 2023. Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi Indonesia.
Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen, dengan margin of error lebih kurang 2,83 persen. (*)