LINTASJATIM.com, Nganjuk – Totok Kohar Kepala Desa Sudimoroharjo, Kecamatan Wilangan, Kabupaten Nganjuk akhirnya angkat bicara terkait pemberitaan warganya yang hidup sebatang kara di tengah hutan dan tidak mendapat bantuan dari Pemerintah.
Totok membenarkan jika nenek Samini (80) merupakan salah satu warganya di Dusun Dukuh RT 21 RW 10. Dusun itu terletak di tengah hutan yang terdapat 33 KK menempati tanah milik Perhutani jauh sebelum kemerdekaan. Tanah milik negara itu dalam pengelolaan Krph Klonggean dan Krph Tirip Bkph Berbek.
Namun, Totok membantah jika nenek Samini tidak mendapat bantuan dari pemerintah. Karena nama janda sebatang kara itu tercatat sebagai penerima Bantuan Sosial Non Tunai (BSNT) Covid.
“Burekol (buka rekening kolektif, red) yang Insyaalloh diterimakan setelah lebaran sesuai yang dijadwalkan oleh Bank BRI Unit Wilangan. Bantuannya bentuk non tonai jadi nanti diterimakan buku rekening dan ATM yang dicairkan berupa sembako,” tuturnya kepada Lintasjatim.com, Jum’at (21/5/2020).
Menurut Mbah Totok, sapaan akrabnya, waktu pencairan bantuan tidak bersamaan membuat salah faham di tengah masyarakat Desa Sudimoroharjo. Pihaknya mengatakan, di desa tersebut baru dua jenis bantuan yang cair yakni Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) dan Bantuan Sosial Tunai (BST) Kemensos RI.
Masih ada 3 jenis sumber bantuan yang belum cair yaitu bantuan Pemerintah Daerah (Pemda), bantaun BLT Provinsi dan BSNT Covid kemensos RI.
“Tiga jenis bantuan itu tadi akan dicairkan setelah lebaran. Nah ini yang menjadi kesalafahaman di tengah-tengah masyarakat yang dianggap pemerintah desa tidak merata memberi bantuan, padahal belum semua cair bantuannya,” tegas Mbah Totok.
Totok juga berharap agar masyarakatnya bersabar, Pemerintah Desa Sudimoroharjo akan berusaha semaksimal mungkin agar bantuan merata dan tepat sasaran.
Sementara itu, di Desa Sudimoroharjo penerima bantuan PKH sebanyak 388 KK, bantuan BPNT sebanyak 88 orang, BLT DD sebanyak 200 KK, BST kemensos RI tercatat 191 KK, sedangkan BLT Provinsi terdapat 72 KK dan BSNT Covid sebanyak 406 KK.
Perlu diketahui bahwa sebelumnya sempat beredar berita jika nenek Samini berusia 80 tahun hidup sebatang kara tidak mendapatkan bantuan apapun. Nenek itu hidup di tengah hutan dengan rumah yang tidak layak huni.
Nenek Samini terbaring lemah, di usianya yang sudah senja tidak lagi bisa beraktifitas seperti biasanya. Untuk kebutuhan sehari-hari nenek Samini dibantu oleh adiknya. (Anw)