Jelang Nyepi, Tradisi Ogoh-ogoh di Banyuwangi Tetap Digelar

LINTASJATIM.com, Banyuwangi – Peringatan Hari Raya Nyepi tahun 2021 yang jatuh pada Minggu (14/3/2021), umat Hindu di Banyuwangi akan tetap melangsungkan tradisi Ogoh-ogoh. Tradisi ini dilakukan secara sederhana dengan dilaksanakan hanya di beberapa titik saja dan tanpa arak-arakan.

Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Kabupaten Banyuwangi, Suminto menjelaskan pelaksanaan tradisi Ogoh-ogoh hanya dapat dilakukan di tiga titik yang telah disepakati dan dengan ketentuan yang harus dipenuhi.

Bacaan Lainnya

“Tradisi Ogoh-ogoh dilaksanakan dengan syarat tanpa penonton dan tanpa arak-arakan. Tradisi ini hanya dilakukan di sekitar Pura saja. Dihimbau panitia membentangkan spanduk berupa larangan kepada warga yang ingin menonton, karena ini kepentingan upacara keagamaan bukan tontonan”, jelas Suminto pada Wartawan, Jumat (12/3/2021).

Suminto menjelaskan bahwa Ogoh-ogoh merupakan sebuah tradisi yang digelar pada malam sebelum nyepi. Ogoh-ogoh berupa patung raksasa besar, yang ditujukan untuk menyucikan lingkungan alami dari setiap polutan spiritual yang dipancarkan dari aktivitas makhluk hidup.

“Pengadaan tradisi Ogoh-ogoh dilakukan karena beberapa umat Hindu terlanjur membuat Ogoh-ogoh. Tradisi ini hanya digelar di sekitar Pura, sebagai simbolis pemusnahan angkara murka saja.”, ucap Suminto.

Ia menambahkan bahwa dalam situasi pandemi Covid-19 sekarang ini, tradisi keagamaan harus disiasati agar metode atau aturannya berbeda. Meski dengan cara yang berbeda, hal tersebut tidak mengurangi kesakralan peringatan Hari Raya Nyepi tahun 2021 ini.

“Di situasi seperti ini, mari kita saling mengerti dan bekerjasama. Tetap optimis dan terus berusaha. Mari kita maknai dengan kebersamaan, saling menjaga dan menghormati”, tandas Suminto.

Pos terkait