LINTASJATIM.com, Lumajang – Tiga bocah laki-laki warga Kecamatan Pasiran menemukan puluhan barang yang dipercaya sebagai barang pusaka. Hal ini sontak membuat warga Lumajang heboh. Fenomena aneh itu terjadi sekitar 9 hari lalu, tepatnya 24 Februari 2021.
Benda yang diyakini pusaka ditemukan oleh Soleh Hadi, ketika ia sedang bermain bersama temannya di pekarangan belakang rumah tetangganya.
Bocah berumur 12 tahun itu dikejutkan dengan barang yang menyala dan mengeluarkan sinar yang berasal dari bawah pohon pisang. Barang itu semacam kuningan yang terdiri dari berbagai bentuk, seperti cemiti, keris, miniatur patung, dan miniatur wayang.
“Untuk pertama kali, saya menemukan sembilan barang,” kata soleh, Kamis (4/3/2021).
Sebelum pulang bermain, mereka mengambil barang itu. Lalu, Soleh melaporkan kejadian itu ke orang tuanya.
Sekitar pukul 18.30 Wib, Soleh kembali ke tempat tersebut. Ternyata ia menemukan kembali benda-benda antik berserakan di tanah.
Soleh kembali mendatangi tempat itu hingga empat kali. Dan lagi-lagi mereka menemukan benda yang diyakini sebagai peninggalan kerajaan tersebut. Benda tersebut hingga kini sudah terkumpul mencapai 31.
“Yang terakhir saya menemukan barang yang besar dan tertancap di tanah. Tapi beda lokasi, benda tersebut di bawah pohon lain”, ujar Soleh.
Awalnya penemuan barang itu sempat disembunyikan orang tua Soleh dari masyarakat sekitar. Namun karena khawatir, akhirnya orang tua Soleh bercerita kepada tetangga sekitar.
Penemuan itu membuat heboh warga. Banyak warga yang mengunggah penemuan itu ke media sosial. Kabar tersebut akhirnya terdengar ke pemerintah desa. Lalu, orang tua Soleh menyerahkan benda penemuan tersebut kepada kepala desa setempat.
“Sejak terdapat kabar ditemukannya benda tersebut, banyak tamu berdatangan ke kantor. Kebanyakan mereka adalah paranormal maupun kolektor”, kata Didik Nurhandoko, Kepala Desa Selok Awar-Awar.
Didik berharap masyarakat tetap dapat berfikir rasional dan tidak mengaitkan dengan kejadian tersebut kepada hal-hal ghaib.
“Untuk memantapkan keyakinan, kami berencana melakukan koordinasi dengan Dinas Kebudayaan untuk meneliti barang tersebut,” pungkas Didik. [slv]