LINTASJATIM.com, Bojonegoro – Banjir yang sempat merendam permukiman warga akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo di lima desa yang tersebar di tiga kecamatan wilayah Bojonegoro kini mulai surut.
Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, total 240 Kepala Keluarga (KK) terdampak banjir yang mulai terjadi sejak Jumat malam.
Saat ini, ketinggian muka air (TMA) Bengawan Solo berada pada level siaga 2 atau siaga kuning dengan tren penurunan. Pada Minggu (18/5/2025) pukul 09.00 WIB, TMA tercatat 13,62 meter di atas permukaan laut (MDPL), turun dari 13,70 MDPL pada pukul 06.00 WIB.
“Mulai Sabtu kemarin air mulai surut, dan hari ini kondisi semakin membaik,” ungkap Kepala Seksi Kegawatdaruratan dan Logistik BPBD Bojonegoro, Agus Purnomo, Senin (19/5/2025).
Ia menambahkan bahwa puncak banjir terjadi pada Sabtu (17/5/2025) pukul 23.08 WIB, ketika TMA sempat menyentuh siaga 3 (merah) dengan ketinggian 14,60 MDPL. Air merendam rumah warga, jalan-jalan lingkungan, dan halaman rumah.
Agus juga mengimbau warga yang tinggal di sepanjang bantaran sungai untuk tetap waspada meskipun air sudah mulai surut.
“Kami terus memantau ketinggian air secara berkala, dan tetap menjalin koordinasi dengan relawan serta perangkat desa,” tambahnya.
Sebagai langkah antisipasi, BPBD juga telah menyiapkan tindakan jika hujan turun kembali atau jika debit air meningkat di bagian hulu sungai.
Berikut wilayah terdampak banjir:
1. Kecamatan Bojonegoro
Kelurahan Ledok Wetan: Sebanyak 227 KK di RT 1–4, RT 6, 7, dan RT 10 terdampak banjir. Kelurahan Banjarejo: Satu rumah warga terdampak di RT 01.
2. Kecamatan Kalitidu
Desa Sukoharjo: Sebanyak 13 KK di RT 2, 3, dan 5 terdampak. Air menggenangi rumah dan jalan dengan ketinggian antara 30–60 cm. Genangan mulai surut sejak Sabtu pukul 04.00 WIB.
3. Kecamatan Dander
Desa Ngablak dan Ngulanan: Air sempat merendam halaman rumah dan jalan setempat dengan ketinggian 10–30 cm, namun mulai surut pada Sabtu malam sekitar pukul 23.00 WIB.
