LINTASJATIM.com, Lamongan – Jembatan Balun di Jalan Nasional Lamongan ambles 1 meter. Jembatan Poros Nasional itu dipastikan ambles karena truk over dimension and over loading (ODOL).
Kabid Preservasi 1 Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional (BBPJN) Jatim-Bali Sodeli memastikan itu. Hanya saja, itu bukan karena kendaraan tertentu, tapi karena akumulasi beban.
Sodeli mengatakan hampir semua jembatan yang ada di Jalan Nasional Lamongan itu memiliki kapasitas maksimal ketahanan beban yang sama, yakni 25 ton setiap kendaraan untuk 1 jembatan.
Praktiknya, kendaraan yang melintasi tidak hanya jembatan tapi juga jalan, selama ini diduga melebihi muatan maksimum itu. Inilah yang secara akumulatif memicu kerusakan jalan dan amblesnya jembatan.
“Jadi jembatan itu lambat laun memang akan melendut ke bawah ketika terus menerus dilewati beban. Ada standar lendutan yang diizinkan, yakni 7,5 cm. Tapi karena muatan bisa sampai 50 ton, pelendutan bisa lebih dari 10 cm,” ujarnya.
Kepada detikJatim, Rabu (30/3/2022), Sodeli menjelaskan bahwa pelendutan itu akan semakin cepat terjadi bila jembatan itu terus menerus dilewati kendaraan dengan beban melebihi batas maksimal.
“Jadi kalau jembatan itu terus menerus dilewati kendaraan over (over dimension over loading/ODOL) sehingga itu yang kemudian membuat jembatan itu menjadi enggak tahan, akhirnya,” katanya.
Jembatan Balun di Jalan Nasional Lamongan itu tiba-tiba ambles hingga kedalaman 1 meter sepanjang 25 meter dengan lebar 8,75 meter pada Selasa (29/3/2022).
Amblesnya jembatan itu akibat balok girder yang bertugas menahan beban pada jembatan itu terus melendut hingga akhirnya patah. Sodeli memastikan, pondasi Jembatan Balun tidak terjadi masalah.
“Kalau pondasi jembatan itu aman. Karena yang memikul beban ketika kendaraan bergerak itu adalah balok girdernya. Karena balok ini, kan, di antara dua tumpuan, kemudian terus dilewati kendaraan hingga dia akan melendut sampai ambles,” ujarnya.
BBPJN Jatim-Bali melakukan tindakan cepat dengan membongkar konstruksi jembatan yang ambles itu. Pembongkaran Jembatan ini diperkirakan tuntas hingga tiga hari ke depan.
Setelah pembongkaran tuntas, barulah pembangunan konstruksi dimulai dengan pemasangan balok girder yang baru. Sodeli memastikan setelah itu usia jembatan normal lagi hingga 40 tahun.
Dia hanya berharap, program pemerintah Zero ODOL 2023 benar-benar terwujud. Dengan demikian, estimasi usia jembatan bisa optimal sesuai dengan perkiraan kekuatan konstruksi jembatan dalam menahan beban.
Source: detik.com