LINTASJATIM.com, Malang – Di balik toga dan senyum bangga di panggung Wisuda Universitas Negeri Malang (UM) Periode ke-135, Minggu (5/10/2025), tersimpan kisah inspiratif dari seorang mahasiswa teknik yang membuktikan bahwa tekad dan konsistensi mampu membuka jalan menuju prestasi luar biasa.
Dia adalah Hafif Ahmad Abdul Aziz, S.T., lulusan Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik UM, yang dinobatkan sebagai Wisudawan Terbaik Nonakademik tahun ini.
Dalam kurun waktu studi 3 tahun 8 bulan, Hafif berhasil menorehkan sekitar 150 prestasi di berbagai bidang nonakademik, mulai dari kompetisi, penelitian, publikasi ilmiah, pengabdian masyarakat, hingga Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
“Saya percaya dunia kampus tidak berhenti di ruang kelas. Justru di luar kelaslah tempat kita belajar tentang ketangguhan dan kolaborasi,” ujar Hafif.
Prestasi Hingga Kancah Internasional
Capaian Hafif tidak hanya mengharumkan nama universitas di tingkat nasional, tetapi juga menembus kancah internasional.
Ia pernah menjadi Juara Pertama Petronas Energy Challenge 2022, meraih Bronze Medal Arau Creativity Expo, serta mengikuti Global Outreach Students Mobility di University Malaysia Perlis (UniMAP).
“Bisa berdiri di panggung internasional dan membawa nama Indonesia adalah pengalaman yang sangat berharga. Saya belajar banyak tentang komunikasi, adaptasi budaya, dan keberanian,” kenangnya.
Enam Artikel Ilmiah dan 20 HKI
Di dalam negeri, kiprah Hafif juga mencuri perhatian. Ia telah menerbitkan enam artikel ilmiah yang terindeks Sinta dan Scopus, di antaranya penelitian berjudul Analysis of Damage Levels and Maintenance Using IRI on the Pandaan–Malang Toll Road.
Selain itu, ia juga mencatat lebih dari 20 HKI, termasuk Master Plan Green Village Desa Sasak.
Hafif aktif menjadi pembicara seminar nasional dan kerap menjadi wajah UM di berbagai ajang ilmiah. Ia menyabet Juara 1 Essay LONASI Unsoed, Juara 1 LKTI Empower ITS, Juara 2 Essay Fascom UNESA, serta menjadi finalis Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia (KBGI).
“Setiap lomba bagi saya adalah ruang belajar baru, bukan sekadar ajang perebutan juara,” ujarnya.
Aktif di Organisasi dan Pengabdian
Selain prestasi akademik dan riset, Hafif juga aktif di berbagai organisasi kampus seperti DMFT, KSR PMI UM, dan IMAPRES UM.
Ia terlibat dalam sejumlah kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat, di antaranya proyek drainase kampus, program PPK Ormawa, dan penelitian DRTPM terkait Life Cycle Assessment serta Constructed Wetlands.
Ia menegaskan, keberhasilannya tidak lepas dari dukungan para dosen dan lingkungan akademik.
“Saya berterima kasih kepada Ibu Dr. Vita Ayu Kusuma Dewi, Ibu Anie Yulistyorini, dan Prof. Dr. Eng. Siti Sendari. Mereka bukan hanya membimbing akademik, tapi juga memberi ruang untuk berkembang di luar kelas,” ungkap Hafif.
Belajar dari Kegagalan
Meski segudang prestasi diraih, Hafif tak menampik bahwa perjalanannya tidak selalu mulus. Ia pernah gagal di ajang KBGI tingkat nasional, namun menjadikannya bahan introspeksi.
“Saya belajar bahwa kegagalan bukan penutup jalan, tapi bagian dari proses pendewasaan diri,” katanya.
Kesibukan antara kuliah dan kegiatan nonakademik juga menuntut disiplin tinggi. Hafif mengaku kerap memanfaatkan waktu malam atau sela kuliah untuk menyelesaikan tugas dan proyek.
“Kadang lelah dan semangat menurun, tapi mengingat perjuangan orang tua membuat saya kembali bersemangat,” tuturnya.
Pesan untuk Mahasiswa Lain
Bagi Hafif, wisuda bukan akhir perjalanan, melainkan awal babak baru.
“Perjalanan ini bukan hanya tentang toga dan ijazah, tapi tentang proses belajar menjadi manusia yang tangguh,” ujarnya.
Ia juga berpesan agar mahasiswa tidak membandingkan langkahnya dengan orang lain.
“Jangan pernah merasa kecil hanya karena jalanmu berbeda. Setiap usaha yang tulus pasti bermakna,” ucapnya, sambil mengutip QS. Al-Insyirah ayat 6: ‘Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan‘.
Menutup kisahnya, Hafif berharap ilmunya dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.
“Semoga setiap langkah setelah ini selalu dalam ridha Allah SWT. Saya ingin karya dan pengetahuan yang saya miliki menjadi ladang kebaikan bagi banyak orang,” pungkasnya kepada kontributor Lintasjatim.com, Kamis (16/10/2025).
Perjalanan Hafif Ahmad Abdul Aziz menjadi bukti bahwa kesungguhan, tekad, dan kerja keras mampu mengubah mimpi menjadi kenyataan. Ia menunjukkan bahwa menjadi mahasiswa bukan sekadar mengejar gelar, tetapi juga tentang tumbuh, berkontribusi, dan memberi makna di setiap langkah.