Mahasiswa Magister PAI Unisla, Presentasikan Hasil Penelitian di Konferensi Internasional

Mahasiswa Magister PAI Unisla, Presentasikan Hasil Penelitian di Konferensi Internasional
Mahasiswa Magister PAI Unisla, Presentasikan Hasil Penelitian di Konferensi Internasional

LINTASJATIM.com, LamonganMahasiswa Magister PAI, Sekolah Pascasarjana Unisla berhasil mempresentasikan hasil penelitiannya di konferensi internasional yang diselenggarakan Pascasarjana IAIN Kudus pada hari Kamis (14/7/2022).

Mahasiswa tersebut bernama Nur Fitrotul Islamiyah, mahasiswa Magister PAI semester empat yang meneliti tentang model pendidikan Islam bagi napi teroris. Papernya tersebut dipresentasikan di hadapan puluhan presenter lain, termasuk dihadapan dosen Malaysia dan Libya.

Bacaan Lainnya

Fifi, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa papernya itu merupakan gubahan dari tesis yang saat ini sedang ia kerjakan. Artikel yang dipresentasi tersebut berjudul “Model of Islamic Education with Nationality Insight for Terrorist Prisoners in Class II B Prisons, Lamongan Regency”.

Ia menjelaskan bahwa perubahan ideologi radikal tak bisa serta merta dilakukan terhadap napi teroris. Perlu penanganan khusus dan pendekatan yang lebih manusiawi dalam melakukan proses pendidikan bagi para pengidap ideologi radikal.

“Untuk itulah, saya melakukan kajian tentang apa yang dilakukan oleh otoritas dan pendamping napiter di Lapas kelas II B Lamongan,” imbuhnya.

Ia menambahkan, saat melakukan penelitian terdapat dua napi teroris yang menjadi warga binaan di Lapas kelas II B Lamongan. Menurutnya, untuk menarik simpati teroris, pendamping napi lebih banyak menggunakan pendekatan psikis dan ekonomi agar mereka terbuka.

Untuk itulah, bagi fifi, dalam melakukan proses internalisasi nilai-nilai kebangsaan, perlu instrumen agar spirit nasionalisme bisa masuk ke benak para teroris, walaupun itu tidak gampang.

“Perlakukan yang manusiawi, menunjukkan empati dan menghargai keberadaan teroris, merupakan pendakatan yang vital dalam mengimplementasikan pendidikan berwawasan nasionalisme bagi para teroris,” terangnya.

Fifi dalam penelitiannya merekomendasikan bahwa dalam melakukan pendidikan atau pembinaan teroris, hendaknya tidak dilakukan dengan kekerasan yang bersifat kuratif. Hal ini menurutnya justru akan melahirkan dendam dan ketidakpercayaan kepada pemerintah Indonesia.

“Kekerasan pada teroris akan menjadikan nilai kebangsaan sulit diterima oleh teroris,” tuturnya.

Sementara itu, pembimbing tesisnya, Dr. Winarto Eka Wahyudi menambahkan jika hasil penelitian mahasiswanya ini memang diarahkan untuk diikutsertakan pada berbagai event desiminasi akademik, agar dunia luar tahu kualitas hasil penelitian mahasiswa magister PAI Unisla.

“Selain itu, paper mahasiswa juga kami arahkan agar sesuai dengan visi program studi Magister PAI, yaitu mendesain pendidikan Islam berwawasan moderasi beragama,” imbuh Eka yang juga sebagai Kaprodi Magister PAI Unisla tersebut.

Konferensi yang bertajuk “Islamic Studies in Globalizing Challenges” tersebut, diikuti oleh puluhan akademis baik dari Indonesia, Malaysia dan beberapa negara lain yang dilakukan secara hybrid.

Pos terkait