Belakangan banyak influencer yang memanfaatkan pengaruh dan popularitas mereka untuk berjualan. Tapi tak seperti kebanyakan selebgram yang menawarkan busana, makeup, atau aksesori, Stephanie Matto memilih menjajakan sesuatu dari dirinya, yakni kentutnya sendiri. Wanita yang juga bintang reality show tersebut bahkan bisa meraup ratusan juta rupiah per minggu dari bisnis aneh itu.
Stephanie Matto jadi viral setelah menjelaskan bisnis penjualan kentutnya di media sosial. Ia mengatakan hal tersebut menyenangkan meski memang aneh. Bintang ’90 Day Fiance’ tersebut menjelaskan di YouTubenya bahwa ide tersebut berawal ketika banyak fans ingin membeli pakaian dalam, rambut, hingga air mandinya.
Ia kemudian terpikir untuk menjual kentutnya sendiri di situs Unfiltrd. Tak dimungkiri bahwa awalnya hal tersebut awalnya dilakukan hanya sebagai ‘publicity stunt’. Stephanie berpikir hal aneh itu bisa membuatnya jadi perhatian orang. Tentu strateginya tidaklah salah.
Meski aneh, dalam video terbaru, Stephanie mengaku banyak orang ingin membeli kentutnya yang dijual dalam stoples. Mereka juga meminta agar wanita cantik tersebut untuk mendokumentasikan prosesnya buang gas.
Untuk bisa buang gas, Stephanie mengusahakannya dengan makan banyak kacang-kacangan, muffin berprotein, yoghurt, telur rebus, dan terkadang minuman protein. Tak hanya itu, ia juga berusaha membuat bau gasnya lebih tahan lama ketika dijual. Karena itu, dalam stoples dimasukkan pula beberapa kelopak bunga untuk menyerap baunya.
Satu stoples dijual USD 1.000 atau seharga Rp 14 jutaan. Dalam seminggu dikatakan ia bisa menjual sekitar USD 50 ribu atau Rp 717 jutaan. Selain stoples berisi bunga dan gas yang dikeluarkannya, ia juga mengirimkan catatan pribadi untuk pelanggan. Menurut Stephanie, para pembelinya kebanyakan adalah kolektor barang-barang aneh.
“Aku ingin berterima kasih kepada 97 orang yang sudah membeli stoples kentutku,” katanya di TikTok saat sukses menjualnya dalam dua hari.
Meski begitu, Stephanie mengaku tidak bangga ia menjual kentut sebagai pekerjaan. “Kupikir aku sudah masuk ke dalam pasar yang besar dan sepertinya adalah potensi yang tidak terbatas. Aku merasa bersyukur bahwa aku bisa menghibur, memancing perdebatan dan diskusi, dan membuat mata orang pada cara kehidupan yang berbeda,” tutur Stephanie.