Kemerdekaan RI ke-75 Spirit Bangkit di Tengah Pandemi

Lutfi Humaidi, ASN Kementan dan Dosen STAI Al-Aqidah Al-Hasyimiyyah Jakarta
Lutfi Humaidi, ASN Kementan dan Dosen STAI Al-Aqidah Al-Hasyimiyyah Jakarta

Oleh
Lutfi Humaidi*

Kemerdekaan Republik Indonesia kali ini yang ke-75 harus dirasakan dengan suasana yang berbeda. Perayaan kemerdekaan menjadi momentum penting untuk spirit bangkit di tengah perjuangan keras melawan pandemi covid-19. Nuansa yang berbeda ini tentu terasa bila dibandingkan dengan peringatan pada tahun-tahun sebelumnya.

Bacaan Lainnya

Peringatan HUT RI tahun ini hendaknya juga dapat dijadikan ajang memetik pembelajaran dari spirit dan teladan para pendiri bangsa. Modal dasar yang telah diwariskan para pendahulu bangsa, yang dapat dikapitalisasi sebagai faktor pengungkit untuk bangkit menuju Indonesia Maju. Sejak dahulu kala, nilai-nilai gotong royong, kerja sama dan empati telah tumbuh subur dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Perjalanan panjang kemerdekaan Indonesia, spirit bangkit untuk masa depan yang lebih baik dalam menggapai Indonesia Maju, harus dapat menjadi shared vision yang melandasi setiap derap langkah dan tindakan seluruh pemangku kepentingan dalam mengatasi segala rintangan dan tantangan keberlanjutan pembangunan, terlebih di tengah kondisi global yang masih kurang menguntungkan akibat pandemi covid-19.

Saat ini, negara-negara di berbagai belahan dunia tengah terjerembab ke dalam resesi ekonomi, di mana sebagian besar lainya tengah berjuang keras untuk mengarungi wilayah yang penuh dengan ketidakpastian dengan lebih dari 18 juta penduduk dunia yang terinfeksi covid-19.

Ketangguhan, pantang menyerah dan daya adaptasi para pendahulu bangsa dalam merebut kemerdekaan telah pula terbukti mampu membawa perjalanan Bangsa Indonesia keluar dari belenggu penjajahan, merebut kemerdekaan, dan keluar dari masa-masa sulit, sekaligus membuktikan Indonesia sebagai bangsa besar dan bangsa petarung.

Spirit ini semakin relevan di tengah kondisi bangsa kita yang tengah menghadapi dampak pandemi covid-19. Jika spirit ini terus tumbuh dan dapat berjalan optimal, maka dipastikan kita akan segera keluar dari krisis multi sektor ini.

Beragam modal bangsa yang sesungguhnya telah kita miliki tersebut sebagai mana yang diuraikan di atas seyogyanya dapat dikapitalisasi menjadi senjata tajam kita dalam menghadapi berbagai tantangan pembangunan di masa-masa pandemi covid-19.

Apabila direfleksikan secara historis, spirit bangkit sejalan dengan visi besar para pendiri Bangsa Indonesia yang terefleksi dalam Pembukaan UUD 1945 dimana alenia kedua secara tegas menyatakan keinginan untuk mewujudkan masyarakat yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur.

Para pendiri bangsa telah mengingatkan dalam Pembukaan UUD 1945 bahwa perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka bersatu berdaulat adil dan makmur.

Peringatan HUT ke-75 Kemerdekaan RI yang kita rayakan hari ini menyegarkan memori kolektif bangsa terhadap detik-detik perjuangan, menghidupkan semangat, dan jasa pahlawan sehingga dapat menginspirasi serta menghidupkan semangat kita untuk meneruskan mengejar cita-cita bangsa dengan mengkapitalisasi keberagaman sebagai modal bangsa yang disatukan dengan satu tujuan dan satu kebangsaan dan meningkatnya rasa bangga buatan Indonesia bagi seluruh masyarakat untuk Indonesia Maju.

Makna kemerdekaan tahun ini bukan hanya sebagai kata, tetapi sesungguhnya sebagai kesempatan dalam arti untuk bermimpi hingga nyata dan kesempatan untuk berkarya tanpa batas. Sekarang saatnya kita fokus kepada hal yang benar-benar penting dalam menyatukan keberagaman melalui kolaborasi untuk memperkenalkan jati diri bangsa sehingga dapat mengakselerasi kebangkitan untuk Indonesia Maju.

Kedaulatan, persatuan, dan kesatuan bangsa harus terus kita pupuk dan perkuat. Kita tentunya berharap berbagai spirit tersebut hendaknya dapat melembaga ke dalam setiap derap langkah kita dalam mendukung kebangkitan untuk Indonesia Maju.

Langkah sekarang akan menentukan capaian yang akan datang. Komunikasi ruang publik harus diisi dengan optimisme pembangunan untuk Indonesia Maju. Kita perlu sudahi semua pembelahan masyarakat serta ujaran kebencian yang kontra produktif terhadap kemajuan pembangunan.

Perkembangan situasi global yang kurang menguntungkan akibat dampak pandemi covid-19 hendaknya dapat menjadikan kita semakin bersatu dalam keberagaman, gotong royong, tangguh dalam menghadapi tantangan, mendorong kecepatan, mentranformasikan Indonesia Sehat, Indonesia Bekerja dan Indonesia Tumbuh dengan dukungan akselerasi transformasi digital guna bangkit untuk Indonesia Maju.

Bangkit untuk Indonesia Maju yang menjadi tujuan kita bersama sudah barang tentu membutuhkan lompatan besar, utamanya dalam mendukung akselerasi serta upaya sungguh-sungguh dalam terus meningkatkan sinergitas dan kolaborasi dari berbagai pemangku kepentingan dalam mempersiapkan dan memastikan setiap lompatan-lompatan kemajuan dilaksanakan dalam metode yang terukur dan dengan cara-cara kerja serta terobosan baru.

Bangkit untuk Indonesia Maju diharapkan dapat mempercepat capaian Visi Indonesia Maju 2045 dengan melabuhkan Indonesia menjadi negara yang memiliki pendapatan Rp 320 juta per kapita per tahun, dengan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 7 triliun dollar AS, hal ini sejatinya merupakan visi besar dalam mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan Makmur.

Visi Indonesia maju tersebut sekaligus menjadi langkah strategis Indonesia sebagai lima besar ekonomi dunia tertinggi dengan PDB terbesar kelima di dunia. Semoga dengan Peringatan HUT ke-75 Kemerdekaan RI mendatang dapat kita jadikan momentum kebangkitan untuk Indonesia Maju. Dirgahayu Indonesiaku ke-75. Merdeka!

Identitas Penulis
*Penulis adalah ASN Kementan dan Dosen STAI Al-Aqidah Al-Hasyimiyyah Jakarta.

**Kolom merupakan Rubrik Opini LINTASJATIM.com terbuka untuk umum. Panjang naskah minimal 400 kata dan maksimal 2500 kata. Setiap paragraf minimal terdiri dari 37 kata dan maksimal 60 kata. Sertakan riwayat singkat dan foto diri terpisah dari naskah (tidak dimasukan Ms. Word). Foto penulis akan dijadikan gambar utama, apabila penulis menghendaki foto utama berupa ilustrasi maka sertakan NOTE pada tulisan.
**Naskah dikirim ke alamat e-mail: redaksilintasjatim@gmail.com atau ke Wa Center
**Redaksi berhak menyeleksi tulisan serta mempublikasi atau tidak mempublikasi tulisan.
**Redaksi berhak merubah judul untuk keperluan SEO (search engine optimization)

Pos terkait