Menakar Arah Angin Pilkada Lamongan 2020

Abd. Bhasir Naro

Oleh
Abd. Bhasir Naro*

Percakapan dalam sebuah group media jejaring yang beberapa hari terus meningkat, ramai membicarakan suksesi kepemimpin dilamongan yang sebenarnya kpu sendiri belum membuka pendaftaran, masih sebatas perencanaan pelaksanaan, tapi sudah ramai dibicarakan bahkan diperdebatkan.

Sementara beberapa tokoh yang punya hasrat untuk maju dalam kontestasi pilkada Lamongan 2020 sudah mulai selebrasi menyapa kebawah bahkan ada yang sudah membentuk relawan dan memasang gambarnya diberbagai sudut jalan. Meski demikian semuanya masih abu-abu atau tidak jelas, karena partai partai yang berhak mengusung calon pun belum ada yang terang terangan menyebut nama.

Dalam keterbukaan ada kerahasian, begitu kata Sun Tzu. Ini pararel dengan tesis Pepe Escobar, wartawan senior Asia Times, “Politik praktis bukanlah yang tersurat melainkan apa yang tersirat.. “. Dengan kata lain, apa yang terjadi di atas permukaan bukanlah yang sesungguhnya berlangsung.

Entah semacam deception atau penyesatan, entah pengalihan isu dll, lagak politik memang demikian itu. Maka bagi para pemula dan/atau kaum awam (politik) yang modalnya cuma semangat (militansi) saja, ketika ia mencoba ikut alur politik praktis niscaya akan menjumpai banyak kejutan, ada kekecewaan, dongkol dst. Kenapa? Karena selain alurnya kerap tidak linier, juga langkah para aktor sering tidak terlacak terutama jejak para elit.

Permainan politik itu berbeda dengan langkah catur. Selain tidak ada mati langkah pada politik, juga tidak ada istilah skak-mat dalam politik. Kawan bisa jadi lawan, dan sebaliknya.

Yang di luar ring pun dapat meremot jalannya skenario. “Kalah” bisa menang, dan “menang” pun bisa kalah. Ibarat musik, politik itu jenis jazz. Iramanya seperti ngglender, hanya maqom tertentu bisa menikmati.

Ciri politik pragmatis itu selain unpredictable (sulit diramalkan), sifatnya turbulent (tiba-tiba), juga seperti diurai sekilas tadi, langkahnya kerap tidak linier. Penuh dinamika. Banyak kejutan.

Sekali lagi, bagi kaum awam yang tak ingin tersesat terlalu jauh ketika mencermati alur politik, maka ikuti arus kepentingan (follow the interest). Itu lazimnya. Tidak ada kebetulan dalam perpolitikan, dan no free lunch.

*Wakil Sekretaris PCNU Lamongan dan Alumni Fisip UNISDA

Pos terkait