Dampak Covid-19 Terhadap Ekonomi Global 2020

Gambar Ilsutrasi, Sumber: okezone

Oleh
Muslimah*

Ekonomi global dapat menyusut hingga satu persen pada 2020 karena pandemi Virus Corona atau COVID-19. dan dapat berkontraksi lebih jauh jika pembatasan kegiatan ekonomi diperpanjang tanpa respons fiskal memadai.

Bacaan Lainnya

Hal itu disampaikan Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB (UN-DESA). Pengarahan UN-DESA menemukan bahwa jutaan pekerja berisiko kehilangan pekerjaan ketika hampir 100 negara menutup perbatasan nasional mereka. Itu bisa berarti kontraksi ekonomi global 0,9 persen pada akhir 2020, atau bahkan lebih tinggi jika pemerintah gagal memberikan dukungan pendapatan dan membantu meningkatkan belanja konsumen.

Menurut perkiraan, penguncian di Eropa dan Amerika Utara memukul sektor jasa dengan keras, terutama industri yang melibatkan interaksi fisik seperti perdagangan ritel, rekreasi dan perhotelan serta transportasi. Secara kolektif, industri-industri semacam itu mencakup lebih dari seperempat dari semua pekerjaan di negara-negara tersebut.

Ketika bisnis kehilangan pendapatan, pengangguran cenderung meningkat tajam, maka akan mengubah guncangan sisi penawaran menjadi guncangan sisi permintaan yang lebih luas bagi perekonomian.

Tingkat keparahan dampak akan sangat tergantung pada durasi pembatasan pada pergerakan orang dan kegiatan ekonomi serta pada skala dan kemanjuran respons oleh otoritas-otoritas keuangan nasional.

Dengan latar belakang itu, UN-DESA bergabung dengan paduan suara di seluruh sistem PBB yang menyerukan paket stimulus fiskal yang dirancang dengan baik yang memprioritaskan pengeluaran kesehatan dan mendukung rumah tangga yang paling terkena dampak pandemi. Penurunan tajam dalam pengeluaran konsumen di Uni Eropa dan Amerika Serikat akan mengurangi impor barang-barang konsumsi dari negara-negara berkembang.

Negara-negara berkembang, terutama yang bergantung pada pariwisata dan ekspor komoditas, menghadapi risiko ekonomi yang meningkat. Produksi manufaktur global dapat berkontraksi secara signifikan, dan jumlah pelancong yang anjlok kemungkinan akan merusak sektor pariwisata di negara-negara berkembang pulau kecil, yang mempekerjakan jutaan pekerja berketerampilan rendah.

Badan penerbangan sipil PBB, Organisasi Penerbangan Sipil Internasional, menyambut baik komitmen para pemimpin ekonomi utama G20 akhir pekan lalu yang menunjukkan bahwa dukungan fiskal yang berani diperlukan untuk melindungi industri perjalanan global, untuk membantu pemulihan global dalam beberapa bulan mendatang.

Sementara itu, penurunan pendapatan terkait komoditas dan pembalikan aliran modal meningkatkan kemungkinan tekanan utang bagi banyak negara. Pemerintah mungkin terpaksa membatasi pengeluaran publik pada saat mereka perlu meningkatkan pengeluaran untuk menahan pandemi dan mendukung konsumsi dan investasi.

Identitas Penulis
*Penulis adalah mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Semester 4 di Universitas Muhammadiyah Malang.

_____________________

**Kolom merupakan Rubrik Opini LINTASJATIM.com terbuka untuk umum. Panjang naskah minimal 400 kata dan maksimal 2500 kata. Sertakan riwayat singkat dan foto diri terpisah dari naskah (tidak dimasukan Ms. Word).
**Naskah dikirim ke alamat e-mail: redaksilintasjatim@gmail.com
**Redaksi berhak menyeleksi tulisan serta mempublikasi atau tidak mempublikasi tulisan.

Pos terkait