Download Khutbah Jumat Hari Santri Nasional (HSN) 2022 PDF Menyentuh Hati

ilustrasi hari santri nasional
ilustrasi hari santri nasional

Kemerdekaan menjadikan kita jauh dari rasa takut sehingga mampu menjalankan roda kehidupan ini dengan baik. Nikmat kemerdekaan ini merupakan buah manis dari perjuangan orang tua, pejuang, dan para pendahulu kita termasuk di dalamnya berkat perjuangan ulama dan santri. Mereka adalah elemen yang tidak bisa terpisahkan dari sejarah merdekanya Indonesia dari belenggu penjajahan.

Oleh karena itu, sangat tepat sekali pemerintah memberi penghargaan sekaligus menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri. Sebuah bukti pengakuan pemerintah atas perjuangan para santri dan ulama pesantren dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Bacaan Lainnya

Penetapan Hari Santri Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015 ini berdasar sejarah saat NICA (Netherlands Indies Civil Administration) membonceng tentara Sekutu (Inggris) hendak kembali menduduki Indonesia dalam Agresi Militer Belanda II pasca-kekalahan Jepang oleh Sekutu.

Sejarah ini penting kita ketahui untuk menjadi bagian rasa syukur kita kepada Allah. Jangan sampai kita melupakan sejarah sehingga kita tidak bisa bersyukur. Allah telah mengingatkan bahwa jika kita bersyukur, maka nikmat akan ditambah.

Sebaliknya, jika kita tidak pandai bersyukur maka kita tinggal menunggu azab-Nya yang pedih. Artinya jangan sampai kita lupa sejarah sehingga kenikmatan kemerdekaan ini akan dihilangkan dari negeri ini. Naudzubillah min dzalik.

Sekali lagi kita harus ingat Ayat Al-Qur’an yang melandasi prinsip syukur dalam surat Ibrahim ayat 7:

 وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Artinya: “(ingatlah juga) tatkala Tuhan kalian memaklumatkan, “Sesungguh-nya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian; dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS Ibrahim ayat 7)

Maasyiral Muslimin rahimakumullah,

Kita perlu ingat bahwa Proklamasi Kemerdekaan bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945 bukanlah akhir dari perjuangan bangsa Indonesia. Dalam menjaga kemerdekaan tersebut, para ulama dan santri sudah menyiapkan diri jika ada pihak-pihak yang akan merebutnya kembali.

Dan ternyata benar, Indonesia menghadapi agresi Belanda II. Di saat itulah para pemuda Indonesia melalui Laskar Hizbullah, dan lain-lain sudah siap menghadapi perang dengan tentara sekutu.

Pertempuran mencapai puncaknya di Surabaya pada 10 November 1945 yang saat ini diresmikan menjadi Hari Pahlawan Nasional. Momen tersebut tidak terlepas dari dicetuskannya Fatwa Resolusi Jihad NU oleh KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945.

Resolusi Jihad Kiai Hasyim Asy’ari menggerakkan seluruh elemen bangsa untuk mempertahankan kemerdekaan dari Agresi Militer Belanda kedua yang membonceng Sekutu. Resolusi Jihad berdampak besar dan menjadi penyemangat para santri dan masyarakat untuk ikut serta dalam pertempuran 10 November 1945.

BACA HALAMAN BERIKUTNYA..

Pos terkait