Khutbah Jumat Isra’ Mi’raj Terbaru: Dua Hikmah Paling Agung dalam Peristiwa Isra’ Mi’raj

Khutbah Jumat Isra Mi'raj
Khutbah Jumat Isra Mi'raj

Kedua, sebelum Nabi Muhammad menghadap Allah SWT (Mi’raj), beliau dibedah dadanya, dibersihkan hatinya meskipun hati Nabi sebenarnya sudah pasti bersih karena beliau ma’shum (suci dari dosa). Sebagaimana yang ditulis pengarang Simthut Durrar, Habib Ali Al Habsyi:

وَمَا أَخْرَجَ الْلأَمْلَاكُ مِنْ قَلْبِهِ أَذَى وَلَكِنَّهُمْ زَادُوْهُ طُهْرًا عَلَى طُهْرٍ

Bacaan Lainnya

Artinya: Malaikat tidak menghilangkan kotoran dari hati Nabi, tetapi agar hati yang suci semakin menjadi suci.

Pembersihan hati ini dilakukan sebelum Rasulullah menerima tugas shalat lima waktu. Ini juga pelajaran bagi kita sebagai umatnya yang banyak dosa bahwa saat akan menghadap Allah SWT hendaknya lebih dahulu kita bersihkan hati kita masing-masing.

Maksudnya, apabila kita shalat harus dimulai dengan hati yang suci, khusyu’ tidak memikirkan bab dunia. Sampai Allah SWT berfirman menggunakan lafadz “أَقِيْمُوْا الصَّلَاةَ ” tidak ” اِفْعَلُوْا الصَّلَاةَ “.

Iqâmatusshalâh tidak sama dengan fi’lusshalâh. Fi’lusshalâh yang penting melakukan rukun dan syarat shalat sudah disebut fi’lusshalâh. Tetapi Iqâmatusshalâh yang maknanya adalah:

اِتْيَانُ الصَّلَاةِ بِحُقُوْقِهَا الظَّاهِرَةِ وَ حُقُوْقِهَا الْبَاِطَنَة

Artinya: Melaksanakan shalat dengan menjalankan syarat-rukun shalat yang dhahir dan syarat-rukun shalat yang bathin, yaitu khusyu.

Hadirin yang Dirahmati Allah SWT

Lalu bagaimana agar dapat melaksanakan shalat dengan khusyu? Hatim Al Asham ditanya:

“كَيْفَ تَخْشَعُ فِيْ صَلَاتِكَ؟”

Artinya: Bagaimana engkau dapat khusyu dalam shalatmu?

Maka ia menjawab:

أَقُوْمُ وَ أُكَبِّرُ لِلصَّلَاةِ وَ أَتَخَيَّلُ الْكَعْبَةَ أَمَامَ عَيْنِيْ

Artinya: Aku berdiri membayangkan Ka’bah ada di depanku.

وَالصِّرَاطَ تَحْتَ قَدَمِيْ وَالْجَنَّةَ عَنْ يَمِيْنِيْ وَالنَّارَ عَنْ شِمَالِيْ وَمَلَكَ الْمَوْتِ وَراَئِيْ

Artinya: Aku membayangkan shirath di bawah telapak kakiku, surga ada di sebelah kananku, neraka ada di sebelah kiriku dan malakul maut ada di belakangku.

Hadirin Hafidzakumullah

Dengan keterangan tadi, kita semua dapat memahami bahwa shalat yang dimaksud dalam Al-Qur’an yang تَنْهَىْ عَنِ الْفَخْشَاِء وَالمنْكَرِ itu bukan shalat biasa, tidak hanya fi’lusshalâh namun harus Iqâmatussahlâh, shalat yang benar-benar khusyu, hudlûr dan hati suci.

BACA HALAMAN BERIKUTNYA..

Pos terkait