Gandeng Manuskripedia, Unisla Miliki Pusat Studi Manuskrip dan Kajian Wali Jawa Timur

LINTASJATIM.com, Lamongan- Universitas Islam Lamongan (UNISLA) melalui Program Magister PAI Fakultas Agama Islam bekerjasama dengan Manuskripedia menggelar agenda seminar yang fokus membahas tentang kiprah Sunan Giri atau yang juga dikenal dengan Raden Paku. Acara yang bertajuk “Menelusuri Jejak Dakwah dan Pemikiran Sunan Giri dari Naskah Kuno” ini, juga dimeriahkan dengan Pameran Naskah Kuno yang menyuguhkan jejak sejarah Sunan Giri.

Bertempat di Aula Gedung A UNISLA Lamongan, momentum penting semakin menarik karena juga dilaunching Pusat Studi Manuskrip yang berkantor di Universitas Islam Lamongan. Acara ini dihadiri oleh akademisi, mahasiswa pascasarjana Pendidikan Agama Islam UNISLA, sejarawan, serta para pecinta dan pemerhati budaya dari berbagai daerah di Indonesia, baik secara secara daring maupun luring.

Bacaan Lainnya

Seminar ini menghadirkan berbagai tokoh terkemuka di bidang kajian sejarah dan manuskrip terkhusus pemerhati Sunan Giri. Dibuka secara resmi oleh Dr. H. Abdul Ghofur, S.E., M.Si (Rektor UNISLA Lamongan) yangmenyampaikan bahwa kampus harus menjadi pusat kajian untuk merawat warisan leluhur, dan UNISLA memulainya dengan meresmikan Pusat Studi Kajian Manuskrip Wali Jawa Timur dengan harapan semangat Yayasan Sunan Giri dapat menjadi pemicu terciptanya pionir pelestarian nilai-nilai warisan leluhur.

Dilanjut pengantar diskusi oleh Wahyu Muryadi selaku founder Manuskripedia. Kepala Staff Kepresidenan era Gus Dur ini menyampaikan bahwa manuskrip ini warisan istimewa dari pendahulu. Ia menambahkan bahwa manuskrip Nusantara menyimpen khasanah keilmuan yang sangat dahsyat, dan hari ini kewajiban kita adalah merawat dan melestarikannya agar tidak pindah warga negara

manuskripedia adalah salah satu tempat mewakafkan diri untuk merawat nilai-nilai leluhur, dengan manuskripedia inilah naskah-naskah kuno dapat ditraksikipsi translasi dan dikaji serta didigitalisasi agar tidak lenyap oleh zaman.” terangnya saat sambutan

Sesi Seminar pada kegiatan kali ini menghadirkan sosok sejarahwan dan budayawan Nasional Kris Adji A. W. Pria kelahiran  Gresik ini mengupas tentang banyak nilai warisan dari Sunan Giri.

Banyak sekali naskah yang berbicara tentang Sunan Giri, ada Lontar Ferara, yang bercerita tentang pertemuan wali di Nusantara yang bertempat di Giri Kedaton. Babad Gresik, yang bercerita tentang sejarah islamisasi di Gresik. Babad Sindujaya, yang bercerita tentang Kiai Sindojoyo dan masih banyak naskah yang lain. Banyak nilai yang diwariskan oleh Sunan Giri, salah satunya ada tembang Asmarandana, Pocung, Sinom, dan lain-lain. Ada juga dulanan anak-anak yang memiliki banyak nilai mendalam, mulai dari Cublek Suweng, Golo Ganti, Jor, dan lain sebagibya. Berbagai warisan inilah yang menjadi cara dan corak dakwah  Sunan Giri untuk mensyiarkan nilai-nilai agama Islam” Tutur beliau dalam penyampaian materi.

Narasumber yang kedua, yaitu Diaz Nawaksara beliau Kurator Manuskrip Nasional. Dalam penyampaian beliau mengupas Sunan Giri dari sudut pandang tapuk kekuasaan yang memiliki nilai dan corak dari masa kemasa dari mulai Giri Raden Paku Prabu Satmata, Sunan Dalem Zaenal Abidin, Sunan Seda Ing Margi, Sunan Prapen yang nanti dilanjut dalam pangkuan kerajaan Mataram. Dalam pungkasnya Diaz menyampaikan pendapatnya bahwa Sunan Giri  layak disebut tokoh Giri Wiyatagamapura yakni sebagai pemuka agama kharismatik pemersatu yang ahli dibidang pendidikan dan politik.

Dalam seminar yang berjalan gayeng dan cukup menarik ini, para peserta diajak untuk menelusuri jejak dakwah dan pemikiran Sunan Giri secara mendalam berbagai naskah kuno yang menjadi bukti sejarah perkembangan Islam di Nusantara. Naskah-naskah yang menyimpan warisan keilmuan dan nilai-nilai dakwah yang masih relevan hingga saat ini. Kajian naskah kulo ini adalah salah satu upaya mengungkap lebih jauh pemikiran serta strategi dakwah yang beliau terapkan pada masanya.

Semua peserta bergemuruh tepuk tangan atas apa yang disampaikan oleh kedua Narasumber yang cukup memukau. Semua berharap kajian tentang Sunan Giri maupun naskah kuno ini tidak hanya berhenti dari acara ini dan dapat berkelanjutan sebagai pelestarian keilmuan Nusantara.

Dari rangkaian kegiatan yang diikuti oleh akademisi, mahasiswa, serta pemerhati sejarah dan budaya ini diharapkan dapat memperoleh wawasan baru serta memicu semangat untuk semakin memahami pentingnya pelestarian naskah kuno sebagai bagian dari identitas dan kekayaan intelektual bangsa.

Ke depan, Manuskripedia dan UNISLA berencana untuk menggelar lebih banyak seminar dan lokakarya serta penelitian terkait kajian manuskrip guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya warisan sejarah ini, sehingga kelestarian nilai-nilai warisan leluhur Nusantara bukan hal yang mustahil terlaksana.

Pos terkait