lLINTASJATIM.com, Lamongan, Mahasiswa semester 5 Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Universitas Islam Lamongan (Unisla) mencuri perhatian dengan kreativitas mereka dalam mata kuliah Seni Budaya dan Keterampilan (SBK). Dalam mata kuliah ini, mahasiswa diberi tugas projet untuk menciptakan desain batik yang memiliki kekhasan dari lingkungan desa tempat tinggal masing-masing. Hasilnya adalah berbagai motif batik unik yang merepresentasikan keindahan dan identitas lokal.
Salah satu karya desain batik mahasiswa telah menorehkan prestasi gemilang dengan didaftarkan ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM. Langkah ini memberikan perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) untuk desain tersebut, menjadikannya sebagai bentuk nyata kontribusi mahasiswa PGMI Unisla dalam melestarikan seni budaya Indonesia. Keberhasilan ini menjadi kebanggaan tersendiri, baik bagi mahasiswa maupun institusi Universitas Islam Lamongan.
Ummu Khairiyah, dosen pengampu mata kuliah SBK, menyampaikan apresiasinya terhadap pencapaian para mahasiswa.
“Karya ini membuktikan bahwa mahasiswa PGMI Unisla memiliki potensi besar dalam mengembangkan seni budaya dan keterampilan. Kami bangga dengan prestasi ini dan berharap karya-karya seperti ini terus berkembang,” ujarnya.
Rea -sapaan akrabnya- juga menekankan bahwa pembelajaran berbasis praktik seperti ini penting untuk mendorong mahasiswa lebih aktif berkreasi.
Kegiatan penciptaan desain batik ini juga selaras dengan program pemerintah yang bertujuan mengembangkan industri kreatif dan melestarikan budaya lokal. Dengan membawa nilai-nilai lokal dalam desain, mahasiswa tidak hanya belajar menciptakan karya seni tetapi juga memahami pentingnya pelestarian budaya dalam kehidupan sehari-hari. Upaya ini menjadi wujud nyata kontribusi perguruan tinggi dalam membangun generasi muda yang peduli budaya.
Desain-desain batik tersebut dipamerkan dalam sebuah pagelaran seni budaya yang menjadi puncak kegiatan perkuliahan SBK. Acara ini mengusung tema “Gumelaring Budaya, Ngrumat Jati Diri Bangsa”, sebuah tema yang mencerminkan semangat pelestarian budaya bangsa. Dalam acara tersebut, mahasiswa juga menampilkan berbagai pertunjukan seni seperti teater Roro Jonggrang, tari daerah, dan lagu-lagu tradisional dari berbagai wilayah Indonesia.
Pagelaran seni ini tidak hanya menjadi ajang apresiasi karya mahasiswa, tetapi juga momen untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya seni dan budaya lokal di kalangan masyarakat. Penonton, yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum, menyambut acara ini dengan antusias. Banyak yang memuji keberanian dan kreativitas mahasiswa PGMI Unisla dalam mengeksplorasi potensi budaya.
Selain menghasilkan karya seni, proses penciptaan desain batik ini juga memberikan pengalaman belajar yang berharga bagi mahasiswa. Mereka belajar tentang berbagai aspek, mulai dari riset budaya lokal, pengembangan ide, hingga teknis mendesain motif batik. Proses ini mengajarkan mahasiswa tentang pentingnya memadukan teori dan praktik dalam menghasilkan karya yang bermakna.
Keberhasilan mendaftarkan salah satu desain batik ke DJKI juga menunjukkan keseriusan mahasiswa dan universitas dalam mendukung pelindungan kekayaan intelektual. Langkah ini menjadi teladan bagi generasi muda untuk lebih menghargai karya seni dan budaya, sekaligus memahami nilai strategis perlindungan HKI dalam dunia kreatif.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan mahasiswa PGMI Unisla semakin termotivasi untuk menciptakan inovasi baru di bidang seni dan budaya. Tidak hanya untuk memperkaya khazanah budaya, tetapi juga untuk mempersiapkan diri menjadi pendidik yang kreatif dan inovatif di masa depan.
Kesuksesan program ini menjadi bukti bahwa pembelajaran seni budaya di perguruan tinggi dapat berkontribusi signifikan dalam melestarikan budaya lokal. Universitas Islam Lamongan terus berkomitmen untuk mendukung mahasiswa dalam mengeksplorasi potensi seni dan budaya, sebagai bagian dari upaya mencetak generasi penerus yang peduli terhadap jati diri bangsa.