Waktu dan Bacaan Niat Shalat Tarawih Jadi Imam dan Makmum Lengkap Dengan Artinya

ilustrasi shalat
ilustrasi shalat

Bulan Ramadhan 1444 Hijriyah akan segera tiba. Di bulan suci Ramadhan umat Muslim berlomba-lomba untuk meningkatkan ibadah dan berbagi kebajikan. Salah satu ibadah yang dianjurkan pada bulan Ramadhan adalah melaksanakan shalat Tarawih.

Waktu pelaksanaan shalat Tarawih dilakukan setelah shalat Isya dan sebelum melakukan shalat sunnah Witir. Shalat Tarawih biasanya dilakukan secara berjamaah, baik di masjid, mushala ataupun rumah penduduk yang luas.

Bacaan Lainnya

Shalat Tarawih merupakan shalat sunnah yang khusus dilaksanakan saat bulan Ramadhan. Tarawih dalam bahasa Arab adalah bentuk jamak dari تَرْوِيْحَةٌ yang diartikan sebagai ‘waktu sesaat untuk istirahat’. Dasar anjuran shalat ini adalah hadits Nabi berikut:

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ  (متفق عليه)

Artinya: “Barang siapa melakukan shalat (Tarawih) pada Ramadhan dengan iman dan ikhlas (karena Allah ta’âlâ) maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq ‘Alaih).

Imam an-Nawawi dalam Syarah Muslim (VI/39) menjelaskan, shalat yang dimaksud pada hadits di atas adalah shalat Tarawih. Berlandaskan hadits ini pula, mayoritas ulama sepakat bahwa hukumnya adalah sunnah.

Mayoritas ulama Madzhab Syafii berpendapat bahwa jumlah rakaat shalat Tarawih adalah 20 rakaat (dengan sepuluh salam). Argumen ini berlandaskan sabda Rasulullah berikut:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي فِي شَهْرِ رَمَضَانَ فِي غَيْرِ جَمَاعَةٍ عِشْرِينَ رَكْعَةً وَالْوِتْرَ

Artinya: “Sungguh Nabi Muhammad SAW melakukan shalat di bulan Ramadhan tanpa berjamaah sebanyak dua puluh rakaat dan (ditambah) shalat Witir.” (HR Al-Baihaqi)

Salah satu rukun shalat Tarawih adalah membaca niat. Berikut adalah bacaan niat shalat Tarawih, baik untuk imam, makmum, atau pun ketika shalat sendiri.

1. Lafal niat shalat Tarawih sebagai imam

اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi ta‘ālā.

Artinya: “Aku menyengaja sembahyang sunnah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam karena Allah SWT.”

2. Lafal niat shalat Tarawih sebagai makmum

 اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an ma’mūman lillāhi ta‘ālā.

Artinya: “Aku menyengaja sembahyang sunnah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah SWT.”

3. Lafal niat shalat Tarawih secara infirad atau sendiri.

 اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an lillāhi ta‘ālā.

Artinya: “Aku menyengaja sembahyang sunnah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai karena Allah SWT.”

Pos terkait