Karena itu, para hadirin, mari kita pelihara kemuliaan yang Allah berikan kepada kita dengan takwa kepada-Nya. Hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya: Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS: Al-Hujurat ayat 13)
Jamaah yang Berbahagia
Sebagaimana kita tahu bahwa takwa berarti melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan. Dalam mimbar pada kesempatan yang mulia ini, saya sampaikan ayat:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama shâdiqin. (QS: Al-Taubah ayat 119)
Di sini, ada dua perintah Allah, yaitu perintah bagi orang-orang beriman untuk bertakwa dan bersama shâdiqin. Dalam bertakwa kita mengikuti shâdiqin. Siapa shâdiqin itu? Yaitu orang-orang yang berkhidmah karena memiliki kepercayaan yang tinggi. Hal inilah yang dicontohkan oleh sahabat Abu Bakar yang mendapat julukan ‘ash-shiddiq’ karena ketika Rasulullah Isra dan Mi’raj ia percaya penuh apa yang dikatakan oleh Rasulullah, bahkan mengatakan “lebih dari itu pun saya percaya”.
Tingkat kepercayaan semacam inilah yang membuat Abu Bakar memperoleh gelar mulia tersebut. Lalu apa ciri selanjutnya dari shâdiqin? yaitu punya ilmu. Para ulama dan para ahli menafsiri dengan makna ulama. Dan dalam ayat lain, Allah berfirman:
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
Artinya: Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. (QS: Al-Fathir ayat 28)
Jamaah Jumat yang Berbahagia
Orang tanpa ilmu bisa sesat. Namun sesungguhnya ilmu saja juga tidak cukup, tetapi orang harus mengamalkannya. Ilmu tidak hanya untuk diperdebatkan, tetapi harus diamalkan. Seperti kita ketahui, akhir-akhir ini banyak orang suka berdebat. Ilmu hanya untuk diperdebatkan, tidak dipakai untuk beramal. Naudhubillahi min dzalik.
Ada bahaya dan kerusakan dari perdebatan, karena itu kita perlu berhati-hati. Mereka seolah-olah berusaha mencari kebenaran, tetapi sebenarnya telah melenceng dari pencarian kebenaran demi kemenangan ego. Sekali lagi, ilmu harus diamalkan karena itu shâdiqin atau shiddiqin adalah orang yang mengamalkan ilmu.
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
Artinya: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. (QS: Al-Bayyinah ayat 5)
Hadirin yang Dimuliakan Allah
Mari kita ingat pesan yang disampaikan Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin: Semua manusia itu sia-sia, rusak, kecuali orang yang berilmu. Yang berilmu pun sia-sia, kecuali yang mengamalkan ilmunya. Dan yang mengamalkan ilmunya pun sia-sia, kecuali amalnya disertai dengan keikhlasan.
Baca halaman berikutnya…