Apakah kita masih merasa tenang dan santai dengan kehidupan dunia yang penuh dengan cobaan dan fitnah? Tidakkah kita bisa merasakan bahwa kita semakin lama semakin dekat dengan alam akhirat dan semakin jauh dari alam dunia? Apakah cerita umat-umat terdahulu tidak menjadikan kita sadar? Cerita dari hal-hal yang pernah terjadi, semua itu sudah lewat serasa mimpi ketika kita tertidur. Semua hal yang dilakukan telah dicatat dalam buku catatan amal. Selanjutnya dia akan dikembalikan kepada Allah Swt. untuk menerima konsekuensi dari apa yang telah ia lakukan.
Allah Swt. berfirman:
هُنَالِكَ تَبْلُو كُلُّ نَفْسٍ مَا أَسْلَفَتْ ۚ وَرُدُّوا إِلَى اللَّهِ مَوْلَاهُمُ الْحَقِّ ۖ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَفْتَرُونَ
Artinya: “Di tempat itu (padang Mahsyar), tiap-tiap diri merasakan pembalasan dari apa yang telah dikerjakannya dahulu dan mereka dikembalikan kepada Allah Pelindung mereka yang sebenarnya dan lenyaplah dari mereka apa yang mereka ada-adakan.”
Jama’ah Jumat yang berbahagia…
Perlu kita ketahui bahwa dalam cerita umat-umat terdahulu mengandung pelajaran untuk kita semua, apabila kita mau menjadikannya sebagai bahan renungan. Perlu kita ingat bahwa semakin hari kiamat semakin dekat, akan tetapi mengapa kita masih sering tenggelam dalam perilaku maksiat? Apabila kita masih seperti itu, maka amal apa yang akan kita bawa saat menghadap Allah Swt. di akhirat kelak? Kehidupan seperti apa yang kita inginkan di akhirat nanti?
Waktu penghitungan amal semakin dekat, akan tetapi apakah masih banyak di antara kita yang tidak memperhatikannya?
Allah Swt. berfirman:
اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ
Artinya: “Telah semakin dekat kepada manusia perhitungan amal mereka, sedang mereka dalam keadaan lalai (dengan dunia), berpaling (dari akhirat).”
Hadirin rohimakumulloh….
Sebenarnya kita semua akan dikumpulkan bersama orang-orang terdahulu hingga orang yang paling akhir. Kita akan dihitung dan ditanya mengenai amal-amal yang telah kita kerjakan, baik amal yang ringan maupun yang berat. Lalu kita akan dimasukan ke surga yang penuh dengan kenikmatan atau dimasukkan ke neraka yang penuh dengan siksaan. Maka dari itu, marilah kita meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt. serta mengoreksi diri kita masing-masing sebelum kita menghadap kehadirat Allah Swt.
Amirul Mu’minin Umar bin Khotob r.a. berkata:
حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا وَزِنُوهَا قَبْلَ أَنْ تُوزَنُوا وَتَأَهَّبُوا لِلْعَرْضِ الْأَكْبَرِ عَلَى اللهِ يَومَئِذٍ تُعْرَضُونَ لَا يَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَة
Artinya: “Koreksilah diri kalian sebelum kalian dikoreksi. Timbanglah (amal) kalian sebelum amal kalian ditimbang. Dan persiapkanlah bekal untuk pertemuan akbar (besar). Hari di mana akan ditampakkan semua dari kalian dan tidak ada yang tersembunyi.”
Baca halaman berikutnya…