Di sana hanya ada satu korban A (korban 1) dan dosen berinisial “H”, karena memang hari sudah sore. Seperti pada umumnya, mahasiswa sering menunggu waktu senggang dosen untuk bimbingan skripsinya.
Bimbingan berjalan seperti biasanya, dengan diskusi dan tanya jawab. Tetapi nampaknya “H” memanfaatkan situasi kelas yang sepi untuk melancarkan aksinya.
“H” mulai mendekat pada korban A, dan ketika jarak semakin dekat, “H” berkata kepada korban A, ‘kamu cantik’. Tidak lama setelah berkata demikian, “H” mencium korban A.
Sejak kejadian itu, korban A selalu merasa ketakukan jika harus bimbingan skripsi, padahal dia harus menyelesaikan revisi skripsi sebelum tanggal terakhir SPK (Surat Penetapan Kelulusan).
Tidak berhenti disitu, “H” juga sering berusaha menelpon korban A melalui panggilan video WhatsApp. Dengan sekuat hati, korban A selalu mengabaikan panggilan tersebut.
Di sini, korban A merasa takut dan bingung, disatu sisi dia harus segera menyelesaikan studinya. Disisi lain, dia takut jika harus bertemu dengan “H”, khawatir “H” akan berbuat yang lebih.
Juga perasaan malu, terhadap dosen dan teman-temannya atas musibah yang menimpanya.” tulis akun @dear_unesacatcallers.
Hingga kini, kasus tersebut pihak kampus telah membentuk tim investigasi. Sementara dosen yang bersangkutan dinonaktifkan untuk memperlancar proses pemeriksaan.