Penjelasan Pengamat Ekonomi UIN SATU Terkait Perekonomian Tulungagung yang Fluktuatif

Prof. Agus Eko Sujianto Pengamat Ekonomi UIN Satu

LINTASJATIM.com, Tulungagung – Perekonomian Kabupaten Tulungagung menunjukkan fluktuasi dalam beberapa tahun terakhir. Pengamat Ekonomi dari Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN SATU), Prof. Agus Eko Sujianto, mengungkapkan bahwa fluktuasi tersebut terjadi antara 2019 hingga 2023.

Menurut Agus, ada dua faktor utama yang mempengaruhi fluktuasi pertumbuhan ekonomi, yaitu faktor ekonomi makro dan mikro, serta faktor nonekonomi.

Bacaan Lainnya

Data dari BPS menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Tulungagung pada 2019 mencapai 5,32 persen, namun turun menjadi 3,09 persen pada 2020, kemudian meningkat sedikit menjadi 3,53 persen pada 2021, kembali naik 5,22 persen pada 2022, dan pada 2023 sedikit menurun menjadi 4,91 persen.

Fluktuasi tersebut terutama terjadi pada periode 2020 hingga 2023, di mana pertumbuhan ekonomi sempat tertekan, lalu mengalami pemulihan.

Agus menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh Produk Domestik Bruto (PDB), yang berkaitan langsung dengan faktor ekonomi.

Namun, selain faktor ekonomi, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh faktor nonekonomi. Salah satu faktor nonekonomi yang berperan besar adalah pandemi Covid-19.

Pada 2020, pandemi menyebabkan penurunan signifikan dalam pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di Tulungagung tetapi juga di banyak negara lain.

Menurut Agus, dampak pandemi terhadap perekonomian bahkan lebih buruk dibandingkan dengan krisis moneter 1998, dimana meskipun banyak negara mengalami krisis, penurunan ekonomi tidak separah saat pandemi.

Selain pandemi, Agus juga mengungkapkan bahwa faktor nonekonomi lain seperti kondisi politik turut memengaruhi perekonomian daerah. Ia menilai bahwa penurunan ekonomi yang terjadi pada 2023 mungkin juga dipengaruhi oleh faktor politik yang tidak stabil.

Meskipun perekonomian Tulungagung mengalami fluktuasi, Agus menilai bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang tercatat masih dalam kategori yang baik dan ideal.

Ia menegaskan bahwa meskipun faktor nonekonomi berperan, indikator-indikator ekonomi makro dan mikro tetap menjadi elemen penting dalam menilai pertumbuhan ekonomi suatu wilayah.

Pos terkait