Demi Keselamatan Wisatawan, Polres Probolinggo Tekankan Larangan Motor Matik di Jalur Bromo

Plang yang menunjukkan imbauan larangan penggunaan motor matik di jalur Bromo. Sumber foto: https://www.detik.com/jatim
Plang yang menunjukkan imbauan larangan penggunaan motor matik di jalur Bromo. Sumber foto: https://www.detik.com/jatim

LINTASJATIM.com, Probolinggo – Demi menekan angka kecelakaan yang terus terjadi, pihak kepolisian Probolinggo menyoroti bahaya penggunaan sepeda motor matik di jalur menuju Gunung Bromo.

Kepolisian mengambil langkah tegas menyusul serangkaian insiden tragis yang merenggut nyawa di kawasan wisata tersebut sepanjang tahun 2025.

Bacaan Lainnya

Dalam kurun waktu enam bulan pertama, jalur menuju kawasan Bromo dari arah Probolinggo tercatat telah menelan korban jiwa sebanyak tiga orang dan menyebabkan enam lainnya luka-luka akibat rem kendaraan tak berfungsi, terutama saat menuruni turunan tajam.

Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Probolinggo, AKP Safiq Jundhira Zulkarnaen, menyatakan bahwa pihaknya tak henti mengimbau wisatawan untuk tidak menggunakan motor matik dalam perjalanan menuju Bromo.

Ia menekankan bahwa kendaraan jenis ini tidak didesain untuk menghadapi medan ekstrem.

“Kami mengimbau dengan tegas agar pengunjung tidak menggunakan motor matik untuk naik ke Bromo. Jalur ini rawan rem blong terutama saat menurun. Sudah ada beberapa kejadian fatal tahun ini,” ujar Safiq pada Sabtu (14/6/2025).

Rute menuju Bromo melalui Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, memiliki tantangan berat berupa tanjakan dan turunan ekstrem dengan sudut kemiringan mencapai 40 derajat.

Meski kondisi aspal terbilang baik, kombinasi tikungan tajam dan turunan panjang menjadikan jalur ini berisiko tinggi, terlebih bagi pengendara yang belum berpengalaman atau menggunakan kendaraan yang kurang sesuai.

Pihak kepolisian telah memasang sejumlah rambu dan papan peringatan di sepanjang jalur, mulai dari Desa Sapi Kerep hingga kawasan Cemoro Lawang.

Pesan-pesan pada papan tersebut berisi peringatan mengenai potensi longsor, penggunaan gigi rendah saat menanjak, hingga bahaya tikungan tajam.

Sebagai solusi, Satlantas Polres Probolinggo menyarankan penggunaan motor manual yang memiliki kemampuan pengereman mesin lebih baik, atau memanfaatkan jasa jeep wisata yang banyak tersedia di sekitar kawasan Sukapura.

Upaya ini diharapkan dapat memberikan perlindungan maksimal bagi para pengunjung dan mencegah jatuhnya korban jiwa tambahan di masa mendatang.

“Kami tidak melarang orang berwisata, tapi kami ingin mereka sampai dan pulang dengan selamat,” tegas Safiq.

Pos terkait