LINTASJATIM.com, Surabaya – Fenomena mudik mini dan wisata dadakan kembali terlihat di momentum libur panjang Idul Adha 2025.
Lonjakan jumlah penumpang kereta api di wilayah Daerah Operasi (Daop) 8 Surabaya menjadi indikator antusiasme masyarakat yang memilih bepergian menggunakan transportasi massal untuk menikmati hari libur.
Puncak arus perjalanan tercatat pada Senin (9/6/2025), dengan total pergerakan penumpang mencapai 43.270 orang di seluruh stasiun Daop 8.
Dari jumlah tersebut, lebih dari 25 ribu penumpang tercatat tiba di Surabaya dan sekitarnya, sementara lebih dari 17 ribu lainnya berangkat ke berbagai daerah.
“Ini menjadi hari dengan mobilitas tertinggi selama periode angkutan libur Idul Adha. Dan jumlahnya kemungkinan masih akan bertambah sampai malam,” ungkap Manajer Humas KAI Daop 8 Surabaya, Luqman Arif, Senin (9/6/2025).
Tingginya angka ini menunjukkan bahwa perjalanan kereta api tetap menjadi pilihan utama, terutama bagi mereka yang ingin menikmati perjalanan nyaman dan tepat waktu. Tiga stasiun yang paling sibuk adalah Stasiun Surabaya Gubeng, Pasarturi, dan Malang.
KA Airlangga, yang melayani rute Surabaya Pasarturi–Pasarsenen (Jakarta), menjadi kereta paling banyak dipesan. Selain itu, KA Ambarawa Ekspres, Argo Wilis, Sancaka, dan Probowangi juga mencatat okupansi tinggi.
“Tujuan favorit masyarakat masih seputar kota besar seperti Jakarta, Yogyakarta, Bandung, dan Banyuwangi. Ini menunjukkan bahwa liburan Idul Adha tak hanya menjadi momen keagamaan, tapi juga waktu untuk rekreasi,” jelas Luqman.
Selama lima hari masa angkutan libur Kamis (5/6/2025) hingga Senin (9/6/2025), KAI Daop 8 Surabaya telah melayani 193.198 penumpang. Rinciannya, 96.820 penumpang berangkat dan 96.378 penumpang tiba.
Untuk mendukung lonjakan ini, Daop 8 mengoperasikan 58 perjalanan kereta api setiap harinya. Ini mencakup rute jarak jauh dan menengah, yang ditujukan untuk menjaga kelancaran arus mobilitas antar kota selama libur nasional.
“Kami sudah siapkan langkah antisipasi, baik dari sisi operasional maupun pelayanan penumpang. Tujuannya agar masyarakat bisa bepergian dengan nyaman dan aman,” tambah Luqman.
Lonjakan ini juga menunjukkan perubahan pola liburan masyarakat pascapandemi, di mana tren perjalanan menggunakan kereta api terus meningkat, khususnya saat momen hari besar keagamaan dan libur panjang.