PMII Nurut Taqwa Gelar Kajian Patriarki, Dorong Mahasiswi Ambil Peran Strategis

Pengurus Rayon Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Nurut Taqwa, Komisariat Universitas Bondowoso menggelar kajian rutin.
Pengurus Rayon Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Nurut Taqwa, Komisariat Universitas Bondowoso menggelar kajian rutin.

LINTASJATIM.com, Bondowoso – Pengurus Rayon Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Nurut Taqwa, Komisariat Universitas Bondowoso, menggelar kajian rutin bertajuk ‘Patriarki: Stigma Kelam yang Memburamkan Zaman’ di halaman Kampus Nurut Taqwa, Kecamatan Prajekkan, Selasa (16/12/2025).

Kegiatan ini menjadi ruang diskusi kritis mengenai ketidakadilan gender yang masih kerap terjadi di lingkungan sosial dan akademik.

Bacaan Lainnya

Berbeda dari kajian sebelumnya, seluruh rangkaian acara kali ini dipandu sepenuhnya oleh kader perempuan. Sahabati Maria Ulfa dari Biro Keagamaan bertindak sebagai moderator, sementara pemaparan materi disampaikan Sahabati Dewi Sandra dari Biro Kaderisasi PMII Nurut Taqwa.

Dalam pemaparannya, Dewi Sandra menyoroti sistem patriarki yang dinilai masih menjadi penghambat peran perempuan. Ia menjelaskan bahwa norma budaya yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang dominasi sosial kerap melahirkan stigma negatif dan membatasi ruang gerak perempuan.

“Jangan terjebak pada norma budaya yang menempatkan perempuan di posisi subordinat. Kita harus ingat, setengah dari peradaban manusia adalah perempuan,” tegas Dewi di hadapan peserta.

Ia menambahkan, perjuangan kesetaraan gender bukanlah upaya meminta belas kasihan, melainkan memperjuangkan hak yang semestinya dimiliki perempuan.

“Kita tidak sedang meminta tempat, tetapi merebut hak sebagai bagian dari sejarah,” ujarnya.

Untuk memperkuat argumen, Dewi menghadirkan sosok Sayyidah Aisyah RA sebagai teladan perempuan dalam sejarah Islam. Menurutnya, Sayyidah Aisyah dikenal sebagai figur intelektual dan pemimpin yang memiliki peran strategis di masanya.

“Sayyidah Aisyah merupakan salah satu perawi hadis terbanyak, penasihat politik, bahkan terlibat langsung dalam Perang Jamal. Ini menjadi bukti bahwa perempuan Islam sejak dulu telah mengambil peran penting dalam ranah keilmuan dan sosial,” jelasnya.

Diskusi berlangsung dinamis dengan sesi tanya jawab yang interaktif. Melalui kajian ini, PMII Nurut Taqwa berharap para kader, khususnya mahasiswi, semakin sadar akan hak dan potensinya serta mampu mengikis budaya patriarki, dimulai dari lingkungan terdekat seperti keluarga dan organisasi.

Kegiatan yang berlangsung hingga sore hari tersebut ditutup dengan sesi foto bersama sebagai simbol soliditas dan komitmen kader PMII Nurut Taqwa dalam mendorong kesadaran gender yang lebih adil.

Pos terkait