38 Doktor Beasiswa Pemprov Jatim Siap Perkuat Riset dan Pembangunan Pesantren

Puluhan Doktor Lulusan Beasiswa Pemprov Jatim Siap Jadi Penggerak Riset dan Pembangunan Daerah.
Puluhan Doktor Lulusan Beasiswa Pemprov Jatim Siap Jadi Penggerak Riset dan Pembangunan Daerah.

LINTASJATIM.com, Surabaya – Lembaga Pengembangan Pesantren dan Diniyah (LPPD) Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelar Refleksi Akhir Tahun 2025 dan penyusunan Resolusi Pengkhidmatan Alumni Program Beasiswa Doktor di Hotel Luminor, Surabaya pada Kamis (4/12/2025) sampai Jumat (5/12/2025).

Acara ini dihadiri oleh 38 alumni penerima beasiswa doktor angkatan pertama yang telah dinyatakan lulus.

Bacaan Lainnya

Ketua LPPD Jatim, Prof. Halim Soebahar, dalam sambutannya menyampaikan bahwa dari 40 mahasiswa angkatan pertama program beasiswa doktor tahun 2022, sebanyak 38 berhasil menyelesaikan studi.

Ia menegaskan bahwa publik menaruh harapan besar terhadap kontribusi para lulusan tersebut, terutama karena Jawa Timur diproyeksikan melahirkan sekitar 250 doktor baru dalam tiga tahun mendatang.

“Pertanyaannya sederhana: khidmah alumninya bagaimana? Riset para doktor, terutama dari komunitas pesantren, akan memberi dampak besar. Orang pesantrenlah yang paling memahami dan paling berhak menarasikan dunianya,” ujarnya.

Ia menambahkan, para santri membutuhkan legitimasi akademik untuk memperluas pengabdian. Gelar doktor, menurutnya, menjadi alat penting untuk memperkuat kontribusi keilmuan.

“Banyak tentara tapi tidak memiliki tembak,” ucapnya mengibaratkan pentingnya perangkat akademik yang memadai.

Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Pemprov Jatim, Imam Hidayat, turut menegaskan pentingnya pembangunan berbasis riset komunitas, khususnya pesantren. Ia menilai banyak riset tentang pesantren ditulis pihak luar sehingga menghasilkan stereotipe yang tidak tepat.

“Salah satu wujud khidmah alumni adalah riset yang berangkat dari kebutuhan pesantren itu sendiri. Pesantren punya kekuatan sosial, ekonomi, dan kultural. Riset harus dihilirisasikan menjadi kurikulum, model kebijakan, hingga intervensi berbasis bukti,” katanya.

Dalam sesi materi, Prof. Mas’ud Said, Direktur Pascasarjana UNISMA Malang, menyampaikan bahwa pengembangan sumber daya manusia merupakan fokus utama RPJMD Jatim, dari pendidikan dasar hingga pesantren.

Ia menekankan bahwa rasa syukur atas beasiswa negara harus dibuktikan melalui kontribusi nyata di masyarakat.

Sementara itu, Direktur Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya, Prof. Masdar Hilmy, mengingatkan para alumni agar tidak terlena dengan kemudahan kecerdasan buatan (AI).

“AI harus kita jadikan alat, bukan tempat menyerahkan kemampuan nalar kita. Refleksi ilmiah tetap penting karena tantangan eksternal semakin kompleks,” ujarnya.

Kegiatan ditutup dengan penyusunan rekomendasi resolusi pengkhidmatan alumni bagi pembangunan Jawa Timur.

Rekomendasi tersebut akan menjadi masukan strategis untuk pengembangan kebijakan berbasis riset, pengabdian berbasis komunitas—khususnya penguatan pesantren—serta peningkatan kualitas pendidikan dan percepatan pembangunan SDM di Jawa Timur.

Pos terkait