Lintasjatim.com, Ponorogo – Pandemi kali ini cukup membuat masyarakat Jawa Timur kelabakan memenuhi kebutuhan pangan tiap harinya. Terlebih bagi keluarga yang penghasilannya harian.
Kondisi ini memaksa Marsono harus mengeluarkan ide kreatifnya untuk membantu masyarakat di lingkungan ia tinggal.
Pemuda asal Ponorogo ini sukses membuat viral Warung Geratis (Wage). Ide itu digagasnya bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Plalangan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo.
Warung Geratis (Wage) itu berbentuk seperti gapura terbuat dari kayu yang bertuliskan “Oleh Jupuk Oleh Ngisi”. Di papan kayu itu terdapat paku untuk cantolan bahan makanan. Siapapun boleh mengisi dan mengambilnya sewaktu-waktu.
Uson, sapaan akrab, mengatakan ide ini berawal dari kegelisahannya melihat kondisi masyarakat akibat pandemi corona (Covid-19).
“Akibat pandemi ini, harus ada sebuah wadah yang bisa continue untuk membantu sesama, utamanya kebutuhan pokok dapur dan untuk kebersihan,” kata Wakil Ketua Kaderisasi Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor kepada Lintasjatim.com, Jumat (01/05/2020).
Uson Ketua Pokdarwis Sri Sentono itu mengungkap banyak sekali masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam rangka membantu sesamanya. Untuk itu ia berfikir menyediakan wadah yang tepat sasaran untuk membantu warga.
“Akhirnya munculah ide warung geratis (wage) dan disetujui oleh Tim Saya. Wage ini, warga bisa menaruh kebutuhan pokok seperti sayuran, sabun Mandi, sampo dan lain-lain,” terangnya.
Uson melanjutkan, setelah gagasan diterima timnya, mereka bekerja sama membuat warung gratis lalu memviralkan dengan media sosial.
“Awalnya lewat Medsos, ternyata juga diliput wartawan dan muncul di beberapa media seperti Disbudparpora, Jejak Kasus, songgolangit FM, dan beberapa media masa,” Jelasnya.
Masih lanjutnya, gagasannya ini akhirnya mendapat perhatian dari masyarakat dan nantinya akan membuat lagi di beberapa titik di Wilayah desa Plalangan.
“Selain itu sudah ada permintaan dari desa lain, nah Kita persilahkan untuk menggunakan ide ini, bisa gunakan nama yang sama atau dengan nama sesuai masing-masing kelompok,” tuturnya.
Uson menambahkan wage yang ia bentuk ini merupakan wujud cintanya kepada Desa dan GP Ansor yang dibanggakannya.
“Mergo katresnan,” pungkasnya. (Esg/Stj)