Dindik Jatim Tegaskan Masa Depan Pelajar Jangan Ternodai Aksi Anarkis

Aries Agung Paewai, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur. Sumber foto: www.detik.com
Aries Agung Paewai, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur. Sumber foto: www.detik.com

LINTASJATIM.com, Surabaya – Dinas Pendidikan Jawa Timur menegaskan pentingnya menjaga konsentrasi pelajar agar tidak terseret dalam aksi demonstrasi yang berujung kericuhan.

Dikutip dari detikJatim.com, peringatan ini disampaikan menyusul tertangkapnya sejumlah pelajar saat kerusuhan di beberapa titik unjuk rasa di Surabaya dan daerah lain.

Bacaan Lainnya

Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Aries Agung Paewai, mengaku prihatin atas keterlibatan siswa dalam aksi massa.

“Akan dibina agar tidak terulang kembali,” tegasnya, Jumat (5/9/2025).

Menurut Aries, pihaknya sudah mengeluarkan edaran resmi agar sekolah dan orang tua lebih ketat melakukan pengawasan.

“Di surat edaran masing-masing cabang dinas sudah jelas, mereka tidak boleh terlibat secara langsung dalam demonstrasi, apalagi aksi anarkis. Wali kelas, kepala sekolah, dan cabang dinas wajib melakukan pemantauan secara langsung,” ujarnya.

Aries menegaskan, sanksi bagi pelajar yang terbukti ikut aksi akan ditentukan berdasarkan tingkat keterlibatan.

“Kalau ada, kita akan memberikan pembinaan, tergantung berat atau tidaknya. Sementara ini yang dilakukan pihak kepolisian masih berupa pembinaan, dipanggil orang tua, dipanggil kepala sekolah. Nanti kalau ada unsur pidana, kami akan koordinasi dengan pihak keamanan,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya kolaborasi sekolah, orang tua, dan cabang dinas untuk menjaga fokus siswa pada pendidikan.

“Masa depan generasi muda jauh lebih penting daripada terseret konflik yang bisa merugikan diri mereka sendiri,” tegasnya.

Terkait kegiatan belajar, Aries menyampaikan bahwa pola pembelajaran tetap menyesuaikan situasi keamanan.

“Khusus Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo, mulai 1 September sudah melaksanakan pembelajaran daring. Namun kalau kondisi sudah aman, kami harapkan kembali normal di sekolah masing-masing,” pungkasnya.

Pos terkait