Gula Impor ‘Gelap’ Diduga Banjiri Pasar, Petani Tebu Tercekik

Ilustrasi gula pasir. Sumber foto: media.istockphoto.com
Ilustrasi gula pasir. Sumber foto: media.istockphoto.com

LINTASJATIM.com, Magetan – Dugaan masuknya ratusan ribu ton gula rafinasi impor secara ilegal ke Indonesia memicu keresahan di kalangan petani tebu. Lonjakan peredaran gula rafinasi di pasar tradisional membuat gula hasil panen petani menumpuk di gudang tanpa pembeli.

Dikutip dari detikJatim.com, Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKS, Riyono Caping, menilai gula rafinasi yang seharusnya hanya untuk kebutuhan industri makanan dan minuman, kini bocor ke pasar rakyat.

Bacaan Lainnya

“Hampir 700.000 ton gula petani di pabrik gula pemerintah dan swasta belum ada yang membeli. Kondisi ini membuat petani berteriak keras agar gula petani segera dibeli dan menghentikan peredaran gula rafinasi di pasar rakyat,” ungkap Riyono, Selasa (12/8/2025).

Ia menduga gula rafinasi yang beredar telah diolah sedemikian rupa sehingga menyerupai gula kristal putih, sehingga bebas dijual untuk konsumsi umum.

“Gula rafinasi merusak gula petani, yang ada di pasar tarik dan peruntukan bagi industri. Jangan berkedok gula kristal putih, lalu masuk pasar tradisional dan menguasai pasar kecil,” tegasnya.

Riyono juga menuding ada impor ‘gelap’ gula rafinasi hampir 200.000 ton yang melebihi kebutuhan industri, sehingga memukul harga gula petani. Ia mempertanyakan kebijakan pemerintah yang tetap membuka keran impor di tengah stok melimpah.

“Kita tidak anti-impor, tetapi momennya saat ini kurang tepat. Kenapa diperbolehkan impor? Untuk siapa gula rafinasi ini? Harusnya dihentikan dan tidak diizinkan oleh pemerintah. Saat ini gula petani belum laku dijual,” katanya.

Kondisi ini, lanjut Riyono, mengancam keberlangsungan petani dan pedagang tebu. Banyak dari mereka yang menggantungkan modal dari pinjaman bank.

“Semakin lama tidak laku gula mereka, maka semakin besar utang dan bunga yang ditanggung para petani dan pedagang tebu,” pungkasnya.

Pos terkait