LINTASJATIM.com, Surabaya – Larangan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti terhadap permainan Roblox menuai dukungan dari sebagian orang tua di Jawa Timur. Kekhawatiran soal konten dan dampak buruk game tersebut menjadi alasan utama.
Syahira (34), warga Surabaya Timur, menceritakan bahwa putrinya yang duduk di kelas 2 SD awalnya mengenal Roblox lewat video di YouTube.
“Awalnya saya pikir cuma main game biasa, jadi diizinkan. Tapi setelah tahu dari berita ada sisi baik dan buruknya, saya putuskan untuk melarang,” ujarnya, Jumat (8/8/2025).
Menurut Syahira, Roblox memiliki fitur online yang memungkinkan anak bermain bersama orang lain, sehingga berisiko menimbulkan kecanduan jika tanpa pengawasan.
“Game-nya bikin candu, apalagi bisa mabar. Itu saya tahu dari cerita anak teman-teman,” jelasnya.
Ia menilai larangan pemerintah masuk akal karena sudah melalui kajian.
“Banyak kok game edukasi seperti matematika atau logika yang bisa jadi alternatif,” tambahnya.
Hal senada disampaikan Julia (36), warga Sidoarjo. Ia mengaku sempat menganggap Roblox aman hingga membaca informasi soal adanya unsur kekerasan.
“Sekilas normal, tapi ternyata ada muatan yang tidak baik. Tantangannya, kalau langsung dilarang, anak bisa marah. Jadi harus dijelaskan pelan-pelan,” ungkapnya.
Julia berharap kebijakan ini tidak berhenti pada larangan saja.
“Guru dan Dinas Pendidikan juga perlu membantu memberikan pengertian kepada anak,” katanya.
Sebelumnya, Abdul Mu’ti menegaskan larangan bermain Roblox karena game itu memuat adegan kekerasan yang berpotensi ditiru anak SD.
“Dengan kemampuan mereka yang belum cukup, kadang mereka meniru apa yang dilihat. Kalau di game membanting tidak apa-apa, tapi kalau dilakukan ke teman jadi masalah,” jelasnya.