PB PMII Disorot, Panitia KONKOORCAB XXV PMII Jatim Ancam Bubarkan Diri

PB PMII Disorot, Panitia KONKOORCAB XXV PMII Jatim Ancam Bubarkan Diri.
PB PMII Disorot, Panitia KONKOORCAB XXV PMII Jatim Ancam Bubarkan Diri.

LINTASJATIM.com, Bondowoso – Gelaran Konferensi Koordinator Cabang (KONKOORCAB) XXV PMII Jawa Timur berubah panas. GOR Pelita Bondowoso, yang semestinya menjadi ruang konsolidasi intelektual dan regenerasi kepemimpinan, justru menjadi saksi ketegangan.

Senin (4/8/2025), Panitia Steering Committee (SC), Organizing Committee (OC), dan Panitia Lokal (PANLOK) menyampaikan ultimatum tegas: jika forum Tata Tertib Pemilihan tidak dilaksanakan malam ini, mereka siap membubarkan diri.

Bacaan Lainnya

Pernyataan sikap tersebut disampaikan secara terbuka melalui video berdurasi 1 menit 45 detik yang kini viral di kalangan kader PMII Jawa Timur.

Dalam video itu, Firmanzah—Ketua OC KONKOORCAB XXV—membacakan langsung pernyataan sikap didampingi Ketua SC dan perwakilan panitia lokal.

Ekspresi mereka tegas, nada suara mereka tidak bergetar, seolah menyuarakan akumulasi kelelahan dan kekecewaan yang telah menumpuk.

 “Ini merupakan pernyataan sikap dari kami Ketua SC, Ketua OC, dan Panitia Lokal KONKOORCAB XXV PMII Jawa Timur,” ujar Firmanzah.

Ia menyebut jalannya forum Tata Tertib Pemilihan Ketua PKC dan Ketua Kopri PMII Jatim sebagai “carut marut”, kehilangan arah, dan tak kunjung menemukan titik temu. Tersendat dan tidak pasti.

Lima tuntutan dilontarkan panitia, yang intinya menyoroti kinerja Pimpinan Sidang dari PB PMII yaitu:

  1. Mendesak PB PMII segera memimpin forum secara profesional dan kompeten.
  2. Menuntut PB PMII tidak menjadi penghambat proses pemilihan, melainkan fasilitator.
  3. Mengajak para calon Ketua PKC dan Kopri PKC bersikap kooperatif demi kelancaran agenda.
  4. Menekankan agar Tatib Pemilihan digelar malam ini juga.
  5. Memberi ultimatum bahwa jika pemilihan tidak dilaksanakan malam ini, panitia akan membubarkan diri.

Pleno IV yang sejatinya dijadwalkan berlangsung Ahad (3/8/2025) malam pukul 19.00 WIB tak kunjung dimulai. Ketidakhadiran Pimpinan Sidang dari PB PMII menjadi penyebab utama. Padahal, peserta dari 31 cabang telah hadir, aparat keamanan telah bersiaga, dan panitia sudah berjaga sejak siang hari.

Situasi di GOR Pelita pun berubah menjadi ajang penantian tak pasti. Sejumlah peserta memilih bertahan hingga menjelang subuh demi menunggu kepastian pelaksanaan forum. Namun, semua hanya dihadiahi diam dan bayang-bayang kebuntuan.

Choiril Anam, salah satu panitia lokal, tak bisa menyembunyikan kekecewaannya.

“Kami panitia siap lelah. Tapi kasihan para peserta. Mereka datang dari jauh, meninggalkan amanah di daerah, tapi di sini hanya disuguhkan ketidakpastian. Rasanya seperti diberi harapan palsu oleh pihak-pihak yang entah apa motifnya,” ujarnya, dengan nada getir.

Pernyataan sikap tersebut menyulut diskusi serius di kalangan kader PMII. Banyak yang menilai bahwa ketidakhadiran Pimpinan Sidang dari PB PMII adalah bentuk abai terhadap mekanisme demokrasi organisasi.

Suara-suara kritis mulai bermunculan, baik di ruang-ruang forum maupun di media sosial internal kader.

Seorang peserta asal tapal kuda yang enggan disebut namanya mengaku kecewa berat.

 “Kami ini kader, datang dengan ongkos sendiri, meninggalkan keluarga dan pekerjaan, tapi justru terkatung-katung tanpa kepastian. Ini bukan organisasi mahasiswa yang saya bayangkan. Ini memalukan,” ucapnya tajam.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi resmi dari PB PMII terkait alasan absennya Pimpinan Sidang dan terhambatnya forum. Panitia menyebut, mereka masih memberi waktu dan menunggu langkah nyata dari PB PMII untuk membuka ruang penyelesaian.

Pos terkait