Lukman, dari Dunia Jurnalistik Menuju Doktor Kajian Jurnalisme dan Media Islam

Dr. Lukman Hakim, S.I.Kom., M.Sos. Bersama Keluarga Setelah Ujian Promosi Doktor
Dr. Lukman Hakim, S.I.Kom., M.Sos. Bersama Keluarga Setelah Ujian Promosi Doktor

LINTASJATIM.com, Kediri Di sudut ruang Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Syekh Wasil Kediri, Lukman Hakim tampak khusyuk menatap layar laptopnya ditemani secangkir kopi hitam. Sosok yang kini dikenal sebagai dosen, penulis, dan akademisi ini baru saja menyelesaikan ujian terbuka promosi doktor.

Lukman kini resmi menyandang gelar doktor dalam bidang kajian jurnalisme dan media Islam. Disertasinya mengupas konvergensi media Islam dari tiga perspektif: strategi transformasi, ekonomi politik, dan jurnalisme dakwah. Ia berharap penelitian tersebut dapat memperkaya khazanah akademik sekaligus menjadi referensi mutakhir dalam perkembangan media Islam di Indonesia.

Bacaan Lainnya

Tak banyak yang tahu, sebelum berkecimpung di dunia akademik, Lukman adalah jurnalis aktif. Karier jurnalistiknya dimulai dari kecintaannya pada dunia tulis-menulis semasa kuliah di Prodi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel. Setelah lulus, ia bergabung dengan Jatim Newsroom Dinas Kominfo Jatim, di mana ia mendalami jurnalisme pemerintahan.

“Awalnya magang, lalu diminta bantu-bantu. Setelah lulus, saya langsung direkrut. Sekitar lima tahun saya meliput kegiatan Pakde Karwo dan Gus Ipul serta isu-isu kebijakan Pemprov Jatim,” ujarnya. Baginya, jurnalisme pemerintahan menuntut sensitivitas terhadap etika dan dinamika birokrasi, sembari menjaga idealisme.

Selain itu, Lukman juga aktif di dunia media daring sebagai Redaktur Pelaksana Lintasjatim.com, sebuah portal berita regional yang mengangkat isu-isu lokal dengan pendekatan yang tajam dan mencerahkan. Pengalaman ini memperkaya pandangannya terhadap dinamika media, baik dari sisi praktik lapangan maupun manajerial redaksi.

Langkahnya kembali ke kampus adalah keputusan besar. Ia ingin menjadikan jurnalisme tak hanya sebagai praktik, tetapi juga sebagai kajian ilmiah yang serius. Pengalamannya sebagai praktisi menjadi modal berharga dalam dunia pendidikan. Ia tidak hanya menyampaikan teori, tapi juga membagikan realitas lapangan yang pernah dijalaninya.

Kini, Lukman dipercaya memimpin Program Studi Jurnalistik Islam di UIN Syekh Wasil Kediri. Di bawah kepemimpinannya, prodi ini berkembang pesat. Mahasiswa telah menorehkan prestasi gemilang, mulai dari konferensi internasional, juara lomba karya tulis dan opini nasional, hingga perolehan tujuh sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). Baru-baru ini, prodi ini juga dinobatkan sebagai yang terbaik dalam Audit Mutu Internal (AMI).

Bagi Lukman, jurnalisme adalah jalan hidup. Ia meyakini media adalah kekuatan transformasi sosial yang dahsyat. Karena itu, ia terus mendorong agar jurnalisme tak hanya informatif, melainkan juga edukatif, kritis, dan membawa nilai-nilai perubahan.

“Media harus menjadi cahaya, bukan hanya cahaya informasi, tapi juga cahaya nilai. Lihat saja para tokoh seperti Soekarno, Ki Hajar Dewantara, Tirto Adhi Soerjo, Tan Malaka, hingga Gus Dur—mereka semua pernah menjadi jurnalis. Itu menunjukkan betapa jurnalisme bisa melahirkan penggerak peradaban,” tegasnya.

Menyandang gelar doktor bukanlah akhir, melainkan awal dari tanggung jawab baru. Ia kini berkomitmen memperkuat jurnalistik berbasis nilai dan integritas, membina jurnalis muda yang kritis dan bermartabat, serta terus meneliti dan mengabdi melalui tridarma perguruan tinggi.

Pos terkait