LINTASJATIM.com, Tulungagung – Langit Desa Notorejo, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung, tampak semarak pada Minggu (8/6/2025) pagi. Puluhan balon udara beraneka warna dan bentuk menghiasi cakrawala dalam gelaran Festival Balon Udara yang diinisiasi oleh Polres Tulungagung.
Tak hanya menjadi ajang hiburan, festival ini juga menjadi langkah penting dalam mengarahkan tradisi lama ke arah yang lebih aman dan tertib.
Sebanyak 39 tim dari berbagai daerah, termasuk Wonosobo, Jawa Tengah, turut ambil bagian dalam festival tersebut. Balon-balon yang diterbangkan bukan sekadar simbol perayaan, tapi juga hasil dari proses panjang dan penuh kreativitas.
Bustanul Abidin (22), salah satu peserta asal Tulungagung, mengungkapkan bahwa ia dan timnya telah mempersiapkan balon udara selama dua bulan terakhir.
“Kami mulai dari membuat desain, lalu merangkai kertas minyak untuk membentuk balon. Total biaya yang kami habiskan sekitar Rp 5 juta,” ujarnya.
Ia menambahkan, “Kesulitannya dalam membuat desainnya. Kalau menerbangkannya relatif mudah, tapi sangat tergantung cuaca. Karena ini dari kertas, kalau terkena hujan bisa langsung rusak.”
Lebih dari sekadar perlombaan, kegiatan ini juga merupakan strategi edukatif dari kepolisian untuk menggantikan kebiasaan masyarakat yang seringkali menerbangkan balon udara tanpa pengawasan saat perayaan hari besar, yang kerap disertai petasan dan berpotensi memicu kebakaran.
Kapolres Tulungagung, AKBP Taat Resdi, menegaskan bahwa pihaknya ingin mengedukasi masyarakat agar tidak lagi menerbangkan balon secara liar.
“Sudah banyak kejadian membahayakan yang disebabkan balon udara selama ini,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa dengan adanya festival ini, masyarakat tetap bisa menyalurkan minat mereka tanpa mengabaikan keselamatan publik.
Pihak kepolisian juga melihat potensi wisata dalam tradisi ini. Festival balon udara dinilai dapat menjadi daya tarik baru bagi wisatawan, sekaligus ajang pelestarian budaya lokal dalam format yang lebih aman dan terkendali.
Bahkan, antusiasme warga yang memadati area festival membuat Pemkab Tulungagung berencana mengadakan kembali kegiatan serupa.
“Tadi Pak Bupati juga menyampaikan keinginan membuat festival seperti ini di bulan November. Yang jelas, ini bisa menjadi ikon di Tulungagung,” pungkas AKBP Taat Resdi.
Dengan menggabungkan elemen budaya, kreativitas, dan aspek keselamatan, Festival Balon Udara Tulungagung berhasil menghadirkan hiburan yang tidak hanya memukau, tetapi juga mendidik.