LINTASJATIM.com, Malang – Tidak semua mahasiswa mengikuti jalan yang ditentukan orang tua. Maulana Elang Putra, pemuda asal Desa Kalirejo, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang, membuktikan bahwa mengikuti kata hati bisa membuahkan hasil yang nyata.
Awalnya, Elang sempat diarahkan oleh orang tuanya untuk masuk jurusan teknik sipil. Namun, melihat ketatnya persaingan di bidang tersebut, ia memutuskan untuk berbelok haluan ke dunia pertanian—bidang yang sejak kecil sebenarnya sudah ia minati.
“Sejak kecil saya memang sudah ingin jadi petani. Hidup di daerah pertanian, saya merasa bidang ini masih punya banyak peluang,” ujar pria kelahiran Malang itu.
Keputusan tersebut membawanya melanjutkan studi di Universitas Islam Malang, Fakultas Pertanian, Program Studi Agribisnis. Ia menempuh pendidikan tinggi dari tahun 2020 hingga 2024.
Kini, Elang tidak hanya sekadar belajar, tetapi juga langsung terjun mengelola pertanian secara mandiri. Ia memiliki sebuah green house berukuran 16 x 40 meter di desanya, yang ditanami melon varietas intanon.
Dengan media tanam tanah (soil), ia mampu menampung hingga 1.250 bibit tanaman. Dari hasil panen, ia berhasil memproduksi sekitar 1.875 kilogram melon dan meraup pendapatan sekitar Rp35.625.000 dengan harga jual rata-rata Rp19.000 per kilogram.
Uniknya, usaha green house ini termotivasi dengan hasil diskusi bersama saudara, tumbuhlah hasil pendirian unit green house tanpa bantuan dari pemerintah desa maupun kabupaten.
“Ini usaha murni kami sendiri. Sekarang menjadi aktivitas produktif saya sehari-hari,” tuturnya.
Elang juga aktif dalam organisasi kepemudaan. Ia tercatat sebagai pengurus Gerakan Pemuda Ansor di desanya, menjabat sebagai Wakil Bendahara KNPI Kecamatan Kalipare, dan Wakil Ketua Pemuda Tani setempat. Semua aktivitas ini menunjukkan komitmennya terhadap pemberdayaan pemuda desa.
Ke depan, Elang memiliki harapan besar. Ia berencana menambah jumlah green house hingga 3 sampai 5 unit, sekaligus membuka lapangan pekerjaan baru bagi warga sekitar.
“Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan meneruskan pertanian Indonesia?” pesannya.
Kisah Elang menjadi bukti bahwa bertani bukan pilihan terakhir, melainkan pilihan berani untuk masa depan yang mandiri dan berkelanjutan.