LINTASJATIM.com, Tulungagung – Kabar baik kali ini berasal dari NU Care-Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tulungagung. Pasalnya, lembaga milik naungan NU ini menyabet terbaik kategori ‘Konsolidasi Laporan Keuangan ZIS tahun 2025’.
Ketua LAZISNU Tulungagung, Gus Lukman Hakim memaparkan bahwa , penghargaan tersebut dari Pengurus Wilayah melihat Tulungagung sukses penggunaan sistem. Sistem tersebut berjalan sampai tingkat Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) dalam pelaporan keuangan.
“Kita memanfaatkan sistem bekerjasama dengan BSI. Sementara kita masih di level MWCNU. Kita juga terkendala dengan SDM, di kita itu juga tidak semua mampu,” terang Gus Lukman Hakim, Jum’at (14/3/2025).
Gus Lukman menambahkan untuk perjalanannya masih butuh pengembangan di sistem. Sistem pelaporan ini akan sempurna ketika bisa sampai pengurus ranting. Akan tetapi masih belum siap dari sisi sumber daya manusia (SDM) untuk mengelola.
“Kita menunggu ketika PCNU sudah mampu menguasai berarti akan kita breakdown ke ranting dalam waktu dekat. Pailed projek kita akan breakdown sampai ranting di MWCNU Karangrejo,” paparnya.
Beliau mengatakan capaian penerimaan infaq shadaqah di 2024 mengalami penurunan dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal itu juga dialami oleh PBNU dan juga PWNU Jawa Timur.
Total ada 5,34 miliar pengumpulan dari LAZISNU Tulungagung. Sedangkan untuk penyalurannya ke beberapa program prioritas mulai NU Cerdas sampai NU Sehat.
“Jumlah itu semua non zakat fitrah dengan qurban. Peruntukannya di NU Cerdas mulai beasiswa kan di kita menyebutnya di 5 pilar. Beasiswa santri dan dhuafa, ada pembangunan madrasah dan sekolah kemarin yang kita bantu itu,” jelasnya.
Kemudian, ada PAUD roboh, LAZISNU hadir memberikan bantuan untuk pembangunan TPQ di dua titik. Membangun madrasah dan sekolah serta pelatihan-pelatihan kewirausahaan, masuk NU Berdaya.
Disusul ada NU Sehat dengan mulai fasilitasi ambulans, meskipun ambulans meminjam. Namun yang membiayai dari PCNU, seperti pengobatan ke Dr Soetomo maupun ke Jakarta, pihaknya yang memfasilitasi dan membiayai transportasi.
“Sebab pengobatan semua di cover BPJS. Namun ketika perjalanan dan selama pendampingan berobat ke Malang misalnya. Keluarga kurang mampu tidak punya uang sama sekali pasti kesulitan, itu kita bantu. Lebih ke situ bukan ke pengobatannya, transportasinya,” jelasnya. (mad)