LINTASJATIM.com, Tulungagung – Banyak cara yang bisa dilakukan di Bulan Suci Ramadan. Himpunan Mahasiswa (Hima) Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Diponegoro Tulungagung salah satunya sukaes melakukan safari ramadhan di Madrasah Aliyah (MA) Aswaja Ngunut.
Ketua Hima Prodi PAI STAI Diponegoro Tulungagung, Irsyad Amirudin menerangkan ini merupakan bagian dari program pelatihan kepemimpinan dan organisasi bagi mahasiswa.
Bukan hanya ajang silaturahmi antara mahasiswa dan siswa, melainkan juga merupakan bagian dari pelatihan kepemimpinan bagi mahasiswa dalam praktik nyata.
“Sekaligus kami ingin menanamkan nilai-nilai moderasi beragama kepada para siswa agar mereka dapat menjadi generasi yang toleran dan terbuka, terutama di era digital seperti saat ini,” ungkap Irsyad, Minggu (9/3/2025).
Ia juga menambahkan bahwa tema kegiatan ini selaras dengan upaya mencetak kader moderasi beragama di kalangan Generasi Z, yang diharapkan mampu menjadi agen perubahan dalam masyarakat.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja Hima Prodi PAI STAI Diponegoro Tulungagung yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai moderasi beragama kepada para siswa.
“Selain itu, Safari Ramadhan ini juga menjadi sarana bagi mahasiswa untuk mempraktikkan kepemimpinan dan keterampilan organisasi dalam lingkungan yang nyata,” imbuhnya.
Kegiatan ini disambut dengan antusias oleh para siswa, guru, dan mahasiswa yang hadir. Acara ini mencakup berbagai sesi, mulai dari sambutan, diskusi, hingga penyampaian materi yang berkaitan dengan pentingnya moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi generasi muda.
Sementara itu, Kepala MA Aswaja, Erdiana S.Pd menerangkan apresiasi kepada para mahasiswa STAI Diponegoro Tulungagung yang telah menginisiasi acara ini.
Dirinya mengatakan kegiatan seperti ini sangat penting untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya memiliki sikap beragama yang moderat, toleran, dan inklusif.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan Safari Ramadhan ini, karena dapat memperkuat karakter moderasi beragama siswa kami,” ujar Erdiana. ujar Erdiana.
Tak hanya itu, para siswa juga mendapatkan wawasan baru tentang dunia perkuliahan di STAI Diponegoro Tulungagung. IaIa berharap kegiatan semacam ini bisa terus dilakukan di masa mendatang.
Pasalnya, di tengah berbagai tantangan zaman, termasuk arus informasi yang sangat cepat di era digital, siswa perlu dibekali dengan pemahaman yang benar tentang agama.
“Supaya tidak mudah terpengaruh oleh paham-paham ekstrem yang dapat merusak tatanan sosial,” pungkasnya.,” tutupnya.
Sementara, pemateri utama dalam kegiatan ini disampaikan oleh M. Kholid Thohiri sekaligus Ketua Program Studi PAI STAI Diponegoro Tulungagung menggarisbawahiBeliau poin penting terkait moderasi beragama dan relevansinya dalam kehidupan sehari-hari.
Pertama, anak muda memiliki peran penting dalam mengarusutamakan Moderasi Beragama di tengah masyarakat. Kedua, kegiatan ini menjadi jembatan komunikasi antara STAI Diponegoro dan para siswa.
“Khususnya, dalam mengenalkan visi keilmuan Program Studi PAI yang fokus pada nilai-nilai wasatiyah atau moderasi beragama,” kata Kholid.
Ketiga, puasa Ramadhan sendiri mengajarkan kita untuk membangun karakter moderat, dengan menumbuhkan kesabaran, toleransi, dan empati.
Ia menambahkan bahwa moderasi beragama tidak hanya berarti berada di tengah-tengah tanpa sikap yang jelas, tetapi lebih kepada bagaimana seseorang bisa memahami agama dengan benar dan tidak terjebak dalam sikap ekstrem, baik ke kanan maupun ke kiri.
“Kita ingin membangun generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki sikap moderat dalam beragama. Dengan demikian, mereka bisa menjadi agen perubahan,” tutupnya.