Napak Tilas Muassis NU Sekaligus Launching Sanggabasa Institute dalam Momentum Hari Pahlawan

Napak Tilas Kosar Agung Muassis NU Bondowoso.
Napak Tilas Kosar Agung Muassis NU Bondowoso.

LINTASJATIM.com, Bondowoso – Dalam momentum Hari Pahlawan 10 November 2024 Generasi Nahdlatul Ulama Bondowoso merealisasikan kegiatan Napak Tilas Kosar Agung Muassis NU Bondowoso. Kegiatan ini merupakan kali kedua yang dilaksanakan setiap tahunnya.

Dengan kolaborasi lintas komunitas para kaum pemuda pergerakan, di antaranya GP Ansor Maesan, IKMASS, NU Backpaker, Rumah Pintar, IPNU IPPNU Bondowoso, Forum DIAM, IGYF dan Pemuda Jurnalis Bondowoso serta seluruh tim bersama dan unit kreatif yang mengikat.

Bacaan Lainnya

Mengawali titik kumpul di Graha NU Bondowoso sebagai representasi dari segala bentuk niatan hanya untuk meninggikan Panji Nahdlatul Ulama.

Kemudian bersama-sama berangkat menuju asta Kiai Abu Bakar Shiddiq Maesan untuk berziarah dan membaca manakib perjuangan Muassis NU. Sesampainya di sana, para peserta Napak Tilas disambut hangat oleh zuriah beliau.

Sebagaimana niatan dalam kegiatan ini, yakni dalam rangka mengulas kembali perjalanan, mengenali dan menceritakan nilai-nilai luhur Muassis Nahdlatul Ulama di bumi penuh berkah Bondowoso.

Ada Mas Imam Muji, sebagai zuriah Kiai Abu Bakar Shiddiq yang juga sedikit bercerita bahwa beliau—Kiai Abu Bakar Shiddiq—merupakan keturunan dari Sunan Kudus.

“Beliau Kiai Abu Bakar Shiddiq adalah keturunan ketiga belas dari Sunan Kudus dan beliau termasuk yang pertama kali membawa NU ke Bondowoso,” jelas Mas Imam.

Tak hanya itu, beliau juga seorang yang turut berjuang dalam kemerdekaan Indonesia.

“Selain itu, beliau juga seorang pahlawan, karena beliau ikut berjuang di saat kemerdekaan.” imbuhnya.

Ketua Pelaksana Mathlubur Rhisky, M.Pd turut membacakan manakib. Panjang lebar ia menjelaskan. Salah satu di antara beberapa kisah yang disampaikan bahwa Kiai Abu Bakar Shiddiq merupakan santri sepuh Syaikhona Kholil Bangkalan.

“Yang pertama, Mas Abu Bakar Shiddiq ini dalam sekian rentetan sejarah dikenal sebagai santri sepuhnya Syaikhona Mohammad Kholil Bangkalan,” jelasnya.

Sebagai penguat bahwa beliau benar-benar pernah nyantri kepada Syaikhona Kholil Bangkalan dan beliau merupakan pendiri NU di Kabupaten Bondowoso, Gus Rhisky, panggilan akrabnya membawa bukti sebuah tulisan tangan Kiai Abu Bakar Shiddiq sewaktu masih nyantri kepada Syaikhona Kholil Bangkalan.

“Sengaja saya bawakan bukti, ini saya temukan di kitab kuno beliau. Ini seratan tulisan ketika beliau masih nyantri kepada Syaikhona Mohammad Kholil Bangkalan. Kalu dilihat ini kertas kayu.” papar Gus Rhisky sembari memperlihatkan bukti tersebut kepada para peserta Napak Tilas.

Di sela-sela kegiatan ini, Gus Rhisky juga meresmikan sebuah yayasan yang nantinya akan menjadi wadah bagi seluruh generasi muda Bondowoso.

“Selanjutnya penuh rasa syukur sebab dalam momen acara penuh barokah ini, resmi berdiri sebuah yayasan yang kami dirikan untuk menjadi wadah bagi seluruh generasi muda Bondowoso “Sangga Bumi Bandabasa” Penyangga Bumi Bondowoso. Dengan harapan besar semoga eksistensinya dapat terus menjadi penyangga intelektual, dan peradaban Bondowoso ke depan,” ungkapnya.

Pos terkait