LINTASJATIM.com, Mojokerto – Keberadaan virus mematikan Covid-19 cukup membuat masyarakat kalang kabut dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Terlebih bagi warga yang ekonominya bertumpu pada penghasilan harian.
Dalam situasi seprti ini perlu adanya kebersamaan dan gotong-royong antar warga untuk meringankan beban ekonomi keluarga. Seperti yang dilakukan oleh Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari bersama emak-emak di Kecamatan Prajurit Kulon dan Magersari.
Yakni, Lingkungan Prajurit Kulon II, Kelurahan Prajurit Kulon, Kecamatan Prajurit Kulon dan Lingkungan Merapi, Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari.
Di dua tempat itu mereka mempunyai cara yang unik untuk berbagi di tengah pandemi yaitu membuat “rak bambu penyambung tangan”. Setiap warga yang hendak berbagi dapat manaruh bahan makanan di tempat ini. Sebaliknya, warga yang membutuhkan bahan makanan dapat mengambilnya.
Rak terbuat dari bambu ini mampu menampung puluhan kantong plastik yang berisi bahan makanan. Di sana juga terdapat tulisan ajakan untuk berbagi yakni ‘Gantung Kelebihan Rejeki Anda Di sini’.
Bahan makanan yang bisa diambil setiap pagi. Bahan makanan beragam mulai dari beras, telur, minyak, gula, ayam, daging, sayur, bumbu dan masih banyak lainnya.
Langkah itu merupakan salah satu upaya untuk meringankan beban warga sekitar. Protokol kesehatan agar mengatur jarak sosial atau social distancing menjadi alasan utama munculnya ide tersebut.
“Dengan begini warga tetap warga tetap bisa berbagi tanpa harus kontak fisik secara langsung. Jadi, penularan Covid-19 dapat dicegah seminimal mungkin,” ungkap Ika Wali Kota Mojokerto, Sabtu (16/5/2020).
Ika memberikan apresiasi atas ide gotong-royong yang diinisiasi oleh para emak-emak di lingkungan itu. Dirinya berharap, dari dua tempat ini dapat menginspirasi tempat lain untuk melakukan hal yang sama.
“Kalau mau berbagi jangan menunggu kaya, selagi punya rizki harus berbagi meski sedikit. Karena itu akan membawa keberkahan tersendiri apalagi saat bulan Ramadhan seperti ini,” ujarnya.
Semua masyarakt, kata Ita, harus saling membantu dalam situasi pandemi. Apabila bersatu maka semuanya akan menjadi ringan. “Manusia tak pernah tahu bahwa dibalik bahan makanan itu tersimpan kebahagiaan bagi mereka yang membutuhkan,” pungkasnya.