Terlalu Lama Disimpan, 1.400 Paket Bantuan Covid di Jember Rusak dan Kadaluarsa

Paket Sembako Rusak dan Kadaluarsa
Paket Sembako Rusak dan Kadaluarsa

LINTASJATIM.com, Jember – Ratusan paket Bantuan Sosial (Bansos) berupa sembako milik Pemkab Jember ditemukan rusak karena terlalu lama disimpan di gudang. Temuan itu terungkap dalam inspeksi mendadak (sidak) Panitia Khusus (Pansus) Penanganan Covid-19 DPRD Jember di gudang penyimpanan Lingkungan Pondok Sosail (Liponsos) di Kecamatan Kaliwates, Jember, Selasa, 29 Desember 2020.

“Ini khan sayang kalau tidak dimanfaatkan. Banyak beras dan gula yang rusak, karena kedaluwarsa, terlalu lama disimpan di gudang,” tutur Anggota Pansus Covid-19 DPRD Jember Alfian Andri Wijaya.

Bacaan Lainnya

Petugas Dinsos bernama Rony yang diamanahi menjaga bansos di tempat tersebut mengatakan bansos tersebut tidak jadi disalurkan karena adanya kesamaan nama penerima. Fakir miskin yang semula mendapat bansos dari Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Jember ternyata sudah mendapat bantuan serupa dari pemerintah pusat maupun Pemprov Jatim.

Rony yang juga menjabat Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) penyimpanan bansos Dinsos Jember itu sempat berinisiatif mengusulkan penyaluran bansos kepada Satgas Covid-19 Jember.

“Beberapa waktu lalu sempat ada acara baksos dari TNI AU. Kita sudah kirim surat, mengusulkan agar bansos ini disalurkan saat baksos. Tetapi sampai sekarang belum ada jawaban,” kata Rony kepada Anggota DPRD Jember.

Hingga saat ini, Rony mengaku belum mendapat informasi kapan bansos tersebut akan disalurkan Pemkab Jember. “Kita menunggu perintah saja,” katanya.

Kepada Anggota DPRD Jember dan wartawan yang mengikuti sidak, Ronny mengakui  banyak bansos yang kondisinya mulai rusak karena kedaluwarsa. Rony memperkirakan ada sekitar 1.400 paket bantuan yang disimpan di gudang tersebut.

“Kalau gula sudah banyak yang rusak. Minyak goreng sudah tidak bisa dihitung (berapa yang rusak) karena banyak yang tumpah-tumpah. Beras juga banyak yang rusak tetapi masih bisa kita poles. Tapi kalau gula rusak, sama sekali tidak bisa kita poles,” ujarnnya.

Temuan itu disayangkan Anggota Pansus Covid-19 DPRD Jember. Sebab, Pemkab Jember menganggarkan dana refocusing yang sangat besar untuk penanganan Covid, yakni Rp479,4 miliar. Anggaran itu terbesar kedua di Indonesia untuk tingkat kabupaten/kota.

“Tadi kita dapat data, sembako seperti gula yang rusak mencapai jumlah ton. Kami tidak sedang cari-cari kesalahan Bupati. Tetapi ini uang rakyat yang seharusnya benar-benar digunakan untuk kemaslahatan rakyat,” kata Alfian politikus Partai Gerindra.

Ia memperkirakan bansos dari Pemkab Jember yang rusak karena terlalu lama disimpan masih lebih banyak. Sebab, ribuan paket bansos juga disimpan di tempat lain dan informasinya masih belum disalurkan.

“Karena itu kita akan segera memanggil kembali pejabat terkait di Satgas Covid-19. Kita akan panggil semuanya secara bertahap, sampai terakhir adalah Kepala Satgas Covid (Bupati Jember Faida),” kata Alfian.

DPRD Jember sejak pekan lalu menyepakati pembentukan Pansus Covid untuk mengawasi pelaksanaan penanganan dampak pandemi yang dipimpin Pemkab Jember.

Jatimnet.com sudah berupaya mengonfirmasi Bupati Jember Faida terkait temuan banyaknya paket bansos yang rusak karena tidak disalurkan itu. Konfirmasi juga dilayangkan kepada Sekretaris Satgas Covid-19 yang juga Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Mat Satuki. Namun, hingga Selasa malam, kedua pejabat tersebut tidak memberikan respons.

Pos terkait