LINTASJATIM.com, Surabaya – Cuaca panas terjadi di sejumlah wilayah Indonesia termasuk Provinsi Jawa Timur. Hal itu membuat warganet mengeluh cuaca terasa panas hingga trending di twitter.
Temperatur suhu yang dirasakan berkisar antara 35 sampai 40 derajat celcius.
“Tempat aku panas sampai segini, tempat kalian gimana? #panas,” tulis akun Twitter @stickeru1605 dalam twitnya.
Tempat aku panas sampai segini, tempat kalian gimana?#Panas pic.twitter.com/BLfFV19EbG— @teman_ngopi☕☕ (@stickeru1605) September 19, 2020
Pada Sabtu tanggal 19 September puku 14.59 WIB, menunjukkan bahwa suhu cuaca di Tuban Jawa Timur 38 derajat celcius.
Sementara itu, akun twitter @kthdnnw juga mengunggah Crenshoot dalam beranda twitternya dengan caption “fanash btul asoyy”.
fanash btul asoyy pic.twitter.com/nSRvzOOWpC— edwina (@kthdnnw) September 20, 2020
Screnshoot ini menunjukkan jika suhu di wilayah Kabupaten Ponorogo Jawa Timur pada Minggu, 20 September 2020 mencapai 36 derajat celcius.
Berbeda dengan akun twitter milik @brameramela yang menguploud crenshoot dengan suhu 40 derajat celcius.
panas bget kak dhe pic.twitter.com/gxWfYuABzf— ternak niffler (@brameramela) September 20, 2020
Menunjukkan bahwa panas cuaca di daerah Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah mencapai 40 derajat celcius.
Akun twitter @apaansigangerti juga mengeluh cuaca panas. Dalam twitternya mengatakan “Jogja panas bgt ga bohong 35 derajat Cuyy.”
Jogja panas bgt ga bohong 🌞 35° cuyy 😖 pic.twitter.com/4K1D8DhrKx— Apaaaaa (@apaansigangerti) September 20, 2020
Screnshoot yang diunggah menunjukkan pada Minggu, 20 September 2020 cuaca di Jogja 35 derajat celcius.
Selain itu, topik ” Panas” juga sempat menjadi trending populer di media sosial Twitter. Sejauh ini, topik “panas” telah diunggah sebanyak lebih dari 32.200 kali oleh pengguna Twitter lainnya.
Penjelasan BMKG Terkait Cuaca Panas
Kasubbid Analisis Informasi Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Adi Ripaldi mengatakan jika cuaca panas hari-hari ini karena memang dalam periode musim kemarau.
“Bulan September ini kan masih periode kemarau untuk wilayah Jawa-bali-Nusa Tenggara, di mana periode kemarau setiap harinya didominasi oleh cuaca cerah/panas,” ujar Adi, Sabtu (19/9/2020) dikutip dari laman kompas.com.
Adi menjelaskan, jika suhu panas yang terjadi di sejumlah wilayah karena tidak adanya awan. Sehingga, sinar mata hari langsung menuju bumi dan membuat panas terasa menyengat saat siang hari.
“Pancaran sinar matahari berasa lebih menyengat di siang hari, terutama dar jam 13.00-14.00 WIB sebagai waktu suhu udara mencapai maksimum. Suhu udara harian bisa mencapai 33-34 derajat celsius,” ujar Adi.
Ia menambahkan, banyaknya partikel debu yang beterbangan akibat tidak ada hujan menambah udara terasa gerah atau panas.
Panas didukung kelembaban udara
Sementara itu, Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin mengatakan, tidak hanya minimnya awan yang menjadikan suhu terasa panas, namun kondisi ini juga didukung oleh faktor kelembaban udara.
“Suhu panas tersebut dipicu oleh kondisi cuaca cerah pada siang hari di wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara, tutupan awan biasanya dapat mengurangi teriknya pancaran sinar matahari menjadi sangat minim,” ujar Miming saat dihubungi terpisah oleh Kompas.com, Sabtu (19/9/2020).
“Belum lagi didukung dengan kondisi kelembaban udara yang relatif kering, sehingga dapat menambah kondisi panas terik pada siang hari,” lanjut dia.
Menurut dia, kondisi suhu panas pada siang hari tersebut masih dapat terjadi untuk dua hari ke depan, terutama di wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara.
Tak hanya itu, kata dia, potensi hujan masih dapat terjadi kemungkinan antara kisaran ringan hingga sedang di wilayah Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, terutama pada siang-sore hari.
Miming mengatakan, gejala suhu udara yang menjadi lebih panas menandakan akan terjadi hujan di wilayah tersebut.
“Biasanya kalau kondisi panasnya disertai rasa udara yang gerah itu menunjukkan hujan dapat terjadi di suatu wilayah,” ujar Miming. (Kmps/Stj)