Cerita Sebelum Plt Bupati Sidoarjo Meninggal Dunia Terpapar Covid-19

H Nur Ahmad Syaifuddin, Plt Bupati Sidoarjo
H Nur Ahmad Syaifuddin, Plt Bupati Sidoarjo

LINTASJATIM.com, Sidoarjo – Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Kabar duka menyelimuti Kota Sidoarjo. Plt Bupati Sidoarjo H Nur Ahmad Syaifuddin meninggal dunia dalam usia 57 tahun, Sabtu (22/8/2020) sekitar pukul 15.10. Meninggalnya pria yang juga Wakil Bupati Sidoarjo ini mengejutkan masyarakat.

Selain tidak menunjukkan tanda-tanda sakit, suami Hj Turidatus Salimah ini masih beraktivitas normal. Bahkan Rabu (19/8/2020). bapak dari Chulliatul Murodah, Muhammad Abdul Aziz dan Muhammad Hanif Mubarok, masih menghadiri rapat paripurna DPRD Sidoarjo.

Bacaan Lainnya

Namun kisah lain diceritakan Dirut RSUD Sidoarjo dr Atok Irawan. Dia mengaku almarhum sudah mengalami keluhan sejak sepulang dari Jakarta dan minta diperiksa.

“Memang hari Rabu (19/8) sepulang dari Jakarta saya ditelepon untuk minta foto thorax. Keluhannya kan batuk, panas,” beber Atok kepada wartawan saat di Pendopo Bupati Sidoarjo.

Atas permintaan itu, pihaknya kemudian melanjutkan pemeriksaan paru dengan foto thorax. Pemeriksaan itu dilakukan sekitar pukul 02.00 WIB dan diketahui ada pneumonia di parunya.

Karena hasil tersebut, Atok kemudian menyarankan untuk dilakukan rawat inap di rumah sakit. Namun Wabup Sidoarjo itu menolaknya dan hanya minta obat. Sebab sorenya harus menghadiri rapat paripurna.

“Saya foto sekitar pukul 2 ternyata ada pneumonia. Kemudian saya tawarkan dirawat inapkan. Tapi bilang ‘waduh nanti sore pukul 6 ada rapat paripurna. Saya minta rawat jalan saja’. Beliau hanya minta obat,” terangnya.

Karena menjalani rawat jalan, Atok kemudian berinisiatif menanyakan kabar Plt Bupati Sidoarjo itu melalui aplikaksi percakapan pada Kamis (20/8) dan Jumat (21/8). Namun saat itu tidak dibalas oleh Cak Nur.

“Hari Kamis Jumat kan libur. Saya WA beliau menanyakan kondisinya. Mungkin istirahat tidak sempat dijawab. Tadi pagi, saya dihubungi bilang mau diopname. Akhirnya pukul 9.00 kami jemput ke rumah dinas. Akhirnya kami infus. Kami periksa semua,” tuturnya.

Saat masuk rumah sakit, lanjut Atok, pihaknya sudah mengetahui bahwa Cak Nur telah terpapar COVID-19. Hal itu didasarkan pada hasil swabnya positif.

Atok mengungkapkan, selama di rumah sakit, Cak Nur harus diinfus. Sebab selama 2 hari tidak mau makan. Dan saat menjelang siang, Cak Nur kemudian bersikeras turun dari bed untuk melaksanakan salat zuhur.

“Beliau bersikeras untuk turun sambil duduk ingin salat zuhur. Saat itu sesak mendadak. Ya akhirnya kami nastesi dan pasang ventilator. Setelah dipasang stabil (Kondisinya). Tapi jantung berhenti mendadak,” tandas Atok.

Sementara selama menjabat Plt Bupati Sidoarjo menggantikan Bupati Saiful Illah yang tersandung OTT KPK, Nur Ahmad Syaifuddin kerap turun langsung ke lapangan dalam penanganan COVID-19 di Kota Delta.

Pos terkait