LINTASJATIM.com, Surabaya – Netizen ramai-ramai mendesak Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini agar mundur dari jabatannya usai sujud di hadapan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Senin lalu (29/6/2020).
Namun, Ketua DPC PDIP Kota Surabaya, Adi Sutarwijono justru mempertanyakan maksud desakan tersebut.
“Kenapa ada desakan sejauh itu? Apa salahnya? Bu Risma dikenal masyarakat Surabaya sebagai kepala daerah yang sehari-harinya diisi dengan kerja keras, penuh kecintaan pada warga dan kota Surabaya,” kata Adi, seperti yang dilansir dari detik.com, Kamis (2/7/2020).
Adi menilai aksi sujud yang dilakukan Risma merupakan ekspresi kerendahan hati seorang pemimpin. Dia meminta netizen setop mendesak Wali Kota SUrabaya untuk mundur dari jabatannya.
“Beliau (Risma) mengekspresikan dengan bersujud, itu menunjukka kesungguhan hati beliau, kerendahan hati bu Risma. Menurut saya, tidak perlu ada desakan sejauh itu,” tegas Adi.
Sebelumnya, netizen ramai-ramai mengomentari aksi Risma sujud di hadapan IDI. Netizen menyebut Risma gagal menjadi pemimpin Surabaya.
“Beberapa hari ini ada pemimpin yang menunjukkan ketidakmampuan sebagai leader, frustasi, hilang kendali. Seharusnya kepemimpinan seperti ini harus berakhir. Situasi seperti ini akan mengorbankan rakyat dan masyarakat. Mundur lebih baik, berikan kepada yang kredible,” tulis netizen berinisial Na.
“Titpikal pemimpin lemah mental, mudah stress dalam tekanan. Lebih baik mundur, bekerja dengan perasaan melankolis itu berat, seperti anak yang salah jalan dan penuh penyelasan mencium kaki bundanya. Tapi itu kaki seorang laki-laki yang bukan siapa-siapanya,” tulis netizen berinisial Ja. (Itd/Stj)